Korsel Bantu RI Lawan Corona, Alat Tes hingga APD

Korsel Bantu RI Lawan Corona, Alat Tes hingga APD

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 06 Apr 2020 23:00 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Di tengah wabah corona, Korea Selatan memberikan bantuan alat kesehatan untuk Indonesia. Mulai dari alat tes virus corona, APD, hingga alat penyemprot disinfektan bertenaga listrik.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bantuan ini sepenuhnya diberikan dalam bentuk barang senilai US$ 500 ribu atau berkisar Rp 8 miliar.

"Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Korsel yang telah memutuskan memberi bantuan dalam bentuk in-kind kepada Pemerintah Indonesia senilai US$ 500 ribu guna mendukung upaya kami memerangi wabah Covid-19," kata Airlangga lewat keterangan resminya, Senin (6/4/2020).

Bantuan kepada Indonesia terdiri dari alat tes corona dan penyemprot disinfektan bertenaga baterai. Saat ini sudah ada 300 penyemprot yang sudah siap dikirim ke Indonesia. Sementara, untuk pengiriman alat tes corona masih dipersiapkan teknisnya.

Sementara, sebagai bagian dari sektor swasta Korsel, LG Group akan menyumbang 50 ribu alat tes corona dengan tipe RT-PCR. Kemudian Hyundai Motor juga menyumbang 40 ribu APD.

Airlangga mengatakan Korsel dapat dijadikan role model dalam keberhasilan penanganan pandemi ini. Pasalnya Korsel mampu membuat banyak alat tes untuk menguji rakyatnya terpapar corona atau tidak.

"Salah satu faktor kunci Korsel adalah kemampuan Pemerintah Korsel mengadakan rapid test besar-besaran, sehingga memungkinkan pemerintah melacak dan merespon cepat terhadap penyebaran virus corona," kata Airlangga.

Tes secara masif itu juga didukung oleh produksi yang masif pula dari peralatan tes virus corona yang berhasil dibuat oleh dua perusahaan bioteknologi asal Korsel, Kogene Biotech dan Seegene. Harapannya kedua perusahaan itu dapat memproduksi peralatan tes bersama dengan perusahaan di Indonesia.

"Tak lupa, Alat Pelindung Diri (APD) juga akan diproduksi bersama, yaitu bahan mentahnya dari Korsel dan akan dijahit di sini," jelas Airlangga.


Kerja Sama Keuangan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga juga menyampaikan Indonesia telah melakukan penandatanganan Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) dengan Korsel. Hal ini dilakukan lewat penandatanganan perjanjian antara Bank Indonesia dan Bank of Korea pada 5 Maret 2020 lalu.

Perjanjian ini merupakan bentuk kerja sama keuangan bilateral yang lazim dilakukan oleh bank sentral. Perjanjian ini memungkinkan salah satu bank sentral untuk mendapatkan valuta asing dari bank sentral lainnya dengan menukarkan mata uang lokal dalam kurs yang berlaku, dengan kesepakatan untuk menukarkan kembali menggunakan kurs yang sama pada periode jatuh tempo yang disepakati.

Dalam kerja sama dengan Korsel ini, plafonnya senilai KRW 10,7 triliun atau Rp115 triliun. Berlaku efektif mulai 6 Maret 2020 sampai 5 Maret 2023, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan.

Selain itu, Indonesia juga mendorong skema keuangan lain yakni Local Currency Settlement with Appointed Cross Currency Dealer (LCS ACCD). Hal ini adalah penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing, di mana penyelesaian transaksinya dilakukan dalam yurisdiksi wilayah masing-masing.




(dna/dna)

Hide Ads