Di tengah himpitan virus Corona (COVID-19), banyak usaha yang terpukul karena kesulitan mengeruk pendapatan namun tetap wajib mengeluarkan beragam biaya salah satunya biaya untuk tenaga kerja. Tak sedikit pelaku usaha terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sudah menerapkan kebijakan pemotongan gaji kepada karyawan mereka bahkan sampai kepada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Padahal, menurut VP Academic International Council for Small Business (ICSB) Indonesia Samsul Hadi, krisis saat ini bisa dijadikan peluang bagi setiap pelaku usaha. Bahkan, karyawan justru bisa jadi aset penting bagi perusahaan di saat-saat krisis seperti ini.
"Dalam situasi krisis seperti ini, semua tidak normal, semua dalam kondisi serba darurat, di situlah ketangguhan SDM dari UMKM ini dipertaruhkan. SDM harus memadai. Di sini kita perlu belajar manajemen SDM di saat krisis," ujar Samsul, Kamis (9/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada beberapa kiat sederhana yang bisa didorong pelaku UMKM dalam memberdayakan karyawannya selama masa krisis ini.
"Ada rumus yang sederhana yaitu rumus PKO yaitu Produktif, Kreatif dan Optimis. Para owner UMKM wajib menanamkan 3 rumus ini kepada SDM yang ada," sambungnya.
Baca juga: Ada Corona, Bisnis Jastip Ikut Merana |
Dari segi produktifitas, SDM bisa diberdayakan untuk mengembangkan produk hingga mengambangkan channel marketing online.
"Produktifitas yang kita maksud sekarang ini adalah bagaimana dalam kondisi misal bahan baku sulit, atau pasar sedang berubah, pelanggan yang biasanya kita miliki tidak bisa lagi layani, karena mereka kebutuhannya berubah, atau barang yang biasanya kita produksi tetapi sekarang jadi tidak mudah maka, di situ lah kemudian produktivitas ini ditantang," paparnya.
Untuk meningkatkan produktifitas SDM sendiri, pelaku UMKM wajib menanamkam jiwa kepemimpinan pada setiap karyawannya.
"Untuk itu agar tetap bisa produktif kata kunci adalah SDM di UMKM ini harus memiliki jiwa entreprenuership, jadi tidak hanya dimiliki oleh owner atau pemilik dari UMKM, tapi juga karyawan. Selain entrepreneurship, harus memiliki kemampuan untuk mengeksekusi karena di sini lah letak yang membedakannya antara yang entrepreneur dengan yang tidak, yang bukan entrepreneur mungkin punya rencana banyak, punya proposal bisnis menarik, punya gagasan-gagasan besar, tetapi di tangan entrepreneur, gagasan itu rencana itu dibuat menjadi mudah, sederhana dan bisa dieksekusi," tuturnya.
Lalu, menggali kreatifitas karyawan. SDM UMKM harus kreatif, tidak hanya mengikuti aturan dari atasan tapi bagaimana bisa melihat kondisi ini sebagai tantangan sekaligus peluang.
"Untuk kreatifitas itu sesuatu yang bisa didorong bisa dilatih bisa dikembangkan," katanya.
Untuk menggali kreatifitas karyawan pelaku UMKM bisa mengarahkan pada bidang-bidang yang bernilai tambah.
"Kreatifitas yang dikembangkan adalah kreatifitas yang memiliki nilai tambah, memiliki value di mana value itu akan bisa membuat usaha ini kembali bergerak,kembali berkembang. Nah kemudian nilai juga dimiliki tersebut harus juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar," ucapnya.
Terakhir, menciptakan suasana optimisme kepada seluruh karyawan. SDM harus tetap optimis di setiap situasi. Karena optimis ini yang jadi kata kunci suatu usaha bisa bergerak.
"Jadi optimisme itu karena ada keinginan untuk maju, keinginan lepas dari kondisi terpuruk, keinginan lepas dari kondisi sulit seperti sekarang ini, dan itu dipengaruhi oleh sikap optimistik selalu optimis supaya kita punya keriangan, kegembiraan, semangat hidup, dengan begitu maka kita bisa mengeksekusi keinginan untuk berkembang menjadi hal yang konkrit," pungkasnya.
(das/das)