Tercatat sudah ada 2.078.026 orang yang masuk dalam joint batch Kartu Pra Kerja. Dari angka itu akan dipilih 200 ribu peserta yang mulai mengikuti pelatihan gelombang pertama.
Mereka yang sudah dapat mengikuti pelatihan tentunya akan mendapatkan bantuan biaya dengan total Rp 3,5 juta. Dari angka itu Rp 1 juta untuk biaya pelatihan lalu sisanya diberikan dalam bentuk uang saku dan insentif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan nantinya uang saku dan insentif diberikan melalui e-wallet atau dompet digital. Akun dompet digital itu akan diberikan setelah peserta mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ikut pelatihan maka akan dapat sertifikasi secara elektronik. Dengan sertifikasi itu maka otomatis akan membuat sistem yang bersangkutan dapat virtual account atau e-wallet. Apakah menggunakan LinkAja, OVO atau apapun sesuai pilihan," terangnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (16/4/2020).
Pemerintah akan mengirimkan uang saku dan insentif itu melalui bank yang telah ditunjuk yakni BNI.
Airlangga menjabarkan, untuk uang saku sebesar Rp 2,4 juta akan dikirimkan setiap bulannya sebesar Rp 600 ribu selama 4 bulan. Sementara untuk insentif sebesar Rp 150 ribu merupakan uang yang dikirimkan setiap kali peserta mengisi survei untuk evaluasi.
Sedangkan uang pelatihan disediakan sebesar Rp 1 juta. Dengan deposit itu peserta bebas memilih jenis pelatihan yang dikehendaki.
"Misalnya ikut pelatihan senilai Rp 400 ribu, lalu biaya pelatihan sebesar Rp 1 juta, masih bisa dimanfaatkan untuk pelatihan berikutnya. Dengan syarat pelatihan sudah diikuti secara lengkap," terangnya.
(das/ara)