Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengumumkan sudah ada 5.965.048 orang yang melakukan registrasi program Kartu Pra Kerja. Pemerintah membuka pendaftaran tahap pertama program ini pada 11 April 2020 pukul 19.00 WIB hingga 16 April pukul 16.00 WIB.
Dari yang berhasil registrasi, sebanyak 4.428.669 sudah melakukan verifikasi melalui email. Kemudian yang sudah dilakukan verifikasi berdasarkan nomor induk kependudukan (NIK) sebanyak 3.294.190 orang. Dari angka itu, kemudian diproses verifikasi lagi dan yang lolos sebanyak 2.078.026 orang.
Namun, yang masuk dalam pelatihan gelombang pertama hanya sebanyak 200.000 orang. Perlu diketahui, pemberian pelatihan program Kartu Pra Kerja ini diberikan per gelombang setiap minggunya sampai akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan dari seluruh peserta yang melakukan registrasi program Kartu Pra Kerja mayoritas para generasi muda atau milenial.
"Memang dari data yang ada yang menarik bahwa usianya itu yang terbanyak adalah 18-25 dan 25-35, itu 80% dan laki-laki 54% dan perempuannya 46%," kata Airlangga dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Jumat (17/4/2020).
Airlangga bilang, masyarakat yang mengakses situs resmi program Kartu Pra Kerja berasal dari Aceh hingga Papua. Hal itu menandakan bahwa literasi digital antar wilayah sudah tinggi.
Hanya saja mengenai daerah peserta, Mantan Menteri Perindustrian ini menyebut yang paling banyak berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
"Berikutnya muncul di Sumatera Utara, kemudian Makassar tidak kalah besar, demikian juga di tempat lain," ujarnya.
Baca juga: Update Terkini Peserta Kartu Pra Kerja |
Lebih lanjut Airlangga mengungkapkan, antusias masyarakat Indonesia terhadap program Kartu Pra Kerja juga menghilangkan budaya antre di kantor pemerintahan. Sebab, pendaftaran diakses via online di situs www.prakerja.go.id.
"Jadi itu mencerminkan demografi, tapi mulai dari Aceh sampai Papua mereka ada yang mengakses, artinya literasi terhadap digital juga tinggi, ekspektasi tinggi, literasi digital tinggi tentu kepada kaum milenial ini yang kami akan dorong adalah long life education," ungkapnya.
(hek/ara)