Jakarta -
Bulan Ramadhan kali ini yang tinggal menghitung hari akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini, masyarakat mengalami tekanan lebih lantaran harus menghadapi penyebaran virus Corona (COVID-19).
Selama pandemi ini, fenomena panic buying sembako berulang kali terjadi. Hal itu menyebabkan stok beberapa bahan pokok kian menipis, sehingga pemerintah juga mengatur pembatasan belanja. Memasuki bulan Ramadhan ini, permintaan akan sembako pada umumnya juga melonjak.
Lantas, bagaimana kondisi stok bahan-bahan pangan utama tersebut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjawab pertanyaan itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengaku stok pangan selama pandemi Corona, menjelang Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, bahkan hingga bulan Juni 2020 aman.
"Pada dasarnya saya sudah memantau stok nasional, saya menjamin kebutuhan bahan pokok ini terpenuhi pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Jadi untuk stok yang ada cukup untuk bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, juga sampai bulan Juni," ungkap Agus Suparmanto dalam wawancara Blak-blakan detikcom, Jumat (17/4/2020).
Agus juga mengungkit soal impor daging kerbau India yang ditugaskan kepada BUMN salah satunya Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero). Meski impor daging kerbau terhambat karena India lockdown, ia memastikan pada saat bulan Ramadhan langkah itu bisa terealisasi.
"Contohnya saja persetujuan impor untuk daging kerbau dari India. Ini sudah diberikan kepada beberapa BUMN. Ini juga kita masih pantau terus kapan atau tanggal berapa selesai lockdown di India. Mudah-mudahan dalam 2 minggu ke depan sudah selesai. Mudah-mudahan di bulan Ramadhan ini mudah-mudahan tidak ada halangan lagi," paparnya.
Tak hanya menjamin stok terpenuhi, Agus juga memastikan kenaikan beberapa komoditas seperti gula akan terjadi penyesuaian dalam waktu dekat. Pasalnya, pemerintah sudah mengambil langkah pemenuhan stok gula yang sempat langka dengan impor gula kristal mentah (raw sugar), dan pengalihan fungsi gula rafinasi.
"Saya juga memantau langsung kenaikan harga-harga, misalnya beberapa waktu lalu itu gula. Nah saya akan memantau langsung ke pabriknya, berapa izin impor yang sudah dikeluarkan, dan berapa yang sudah direalisasikan. Memang beberapa minggu lalu terjadi kelangkaan dan harga gula naik. Nah sekarang ini sudah mulai masuk, dan diharapkan dalam beberapa hari ke depan terjadi penyesuaian," kata Agus.
Cegah Lonjakan Harga, Gula Rafinasi Bakal Guyur Pasar 8.000 ton/hari
Harga gula masih tinggi akibat kelangkaan stok gula di dalam negeri. Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga gula rata-rata nasional pada hari Senin, (20/4) masih tembus Rp 18. 18.350/kg. Padahal, menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020, harga acuan gula di tingkat konsumen hanyalah Rp 12.500/kg.
Untuk mencegah lonjakan harga dengan pemenuhan stok, pemerintah menetapkan impor atas 988.000 ton gula kristal mentah (raw sugar), dan juga 100.000 ton gula kristal putih (GKP) atau siap konsumsi. Tak lupa juga dengan rencana alih fungsi 250.000 ton gula rafinasi menjadi gula konsumsi.
Menurut Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, sederet kebijakan tersebut perlu dilakukan untuk mengisi kekosongan produksi gula karena musim giling tebu mundur 2 bulan.
"Gula ini memang harganya agak tinggi, karena yang seharusnya musim giling jatuh di bulan April ini, ada kemunduran selama 2 bulan. Sehingga kita mengeluarkan kebijakan impor untuk menutupi kekosongan ini. Karena musim giling baru Juni, dan kebutuhan kita kan per bulan kira-kira 250.000 ton," tutur Agus.
Untuk rencana pengalihan fungsi gula rafinasi, menurut Agus prosesnya sudah dimulai. Nantinya, gula rafinasi tersebut bakal dikucurkan ke pasar sebanyak 8.000 ton/hari.
"Sekarang ini sudah mulai masuk, jadi mulai beberapa hari ke depan peningkatannya cukup tinggi. Pasokannya sekitar 8.000 ton/hari," ungkap dia.
Agus mengatakan, penyaluran gula rafinasi ini bertujuan untuk mengantisipasi keterlambatan impor. Tentunya, di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) ini, proses impor tak akan semudah biasanya.
"Jika impor ini waktunya tidak cukup kita melakukan konversi dari gula rafinasi ke konsumsi sebesar 250.000 ton," ujar dia.
RI Bakal Produksi 19 Juta APD
Tak hanya menjamin stok pangan, Agus juga memastikan stok alat kesehatan (alkes) terutama Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan untuk penanganan virus Corona juga terpenuhi.
Bahkan, Agus mengungkapkan saat ini 8 juta APD sedang dalam proses produksi. Terlebih lagi, dalam beberapa bulan RI akan memproduksi 19 juta APD.
"Nah tahap pertama ini sekitar 8 juta APD sedang dalam proses produksi. Tapi produksi kita ini bisa dalam beberapa bulan ke depan sekitar 19 juta," ungkap Agus.
Untuk masker sendiri, menurut Agus saat ini banyak industri tekstil yang beralih memproduksi alkes tersebut. Sehingga, ia optimistis dalam beberapa waktu ini kebutuhan masker juga terpenuhi.
Menurut Agus, jika industri alkes sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah penyebaran virus Corona, maka pihaknya akan mengizinkan produsen tersebut mengekspor produknya.
Namun, ia akan mewajibkan pengusaha memasok 50% produksinya di dalam negeri.
"Nah kalau bahan baku ini kan kita peroleh juga dari luar, Korea, Jepang, dan negara lainnya, Kita memberikan pengecualian ekspor, dengan catatan 50% untuk kebutuhan dalam negeri. Paling tidak barang ini ada yang bisa kita berikan ke dalam negeri. Dan ini sudah mereka penuhi baru kita berikan pengecualian, jadi tidak serta-merta kosong. Kita memang butuh juga ekspor untuk menambah devisa. Tapi di sisi lain kita tidak boleh juga tidak dapat sama sekali," paparnya.
Selain itu, ekspor ini akan diutamakan kepada negara pengirim bahan bakunya.
"Ya kita ada kerja sama juga memang. Kerja sama ekspor ini kan sudah tercantum, misalnya ke Korea. Karena Indonesia-Korea CEPA ini sudah melakukan tanda tangan dan sebagainya, termasuk juga Jepang. Nah ini kita harus patuhi dan hargai, karena kita suatu saat pasti juga butuh mereka. Misalnya ventilator, bahan baku, ini harus dijalin dengan baik. Sebisa mungkin kita terpenuhi, tapi kita bantu juga mereka, timbal balik," ungkap Agus.
Simak Video "Video Prabowo: Saya Ingin Jadi Presiden yang Berhasil Turunkan Harga Pangan"
[Gambas:Video 20detik]