Oleh karena itu, dirinya meminta kepada pemerintah untuk memperluas jangkauan pemberian bantuan perlindungan sosial.
"Perlindungan sosial harus diperluas. Untuk perlindungan sosial yang sifatnya tradisional kan support ke masyarakat miskin saja," kata Chatib dalam video conference, Jakarta, Selasa (21/4/2020).
Bantuan bagi kelompok menengah rentan miskin ini, kata Chatib sebagai konsekuensi kebijakan pemerintah dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti PSBB. Dengan kebijakan tersebut, masyarakat yang biasanya mencari penghasilan di luar rumah menjadi terdampak.
"Sekarang orang stay at home, kalau nggak dikasih uang, mereka harus keluar untuk kerja. Akibatnya PSBB tidak efektif," jelasnya.
Pentingnya pemerintah memperluas jangkauan pemberian bantuan perlindungan sosial bisa dilihat dari warga negara Amerika Serikat (AS) yang berdemo di tengah pandemi virus Corona. Menurut dia banyaknya warga AS yang keluar rumah dikarenakan ini menjaga ekonomi untuk kehidupan sehari-harinya.
"Contoh kasus di AS mereka kehilangan pendapatan, mereka nggak cukup kebutuhan, maka demonstrasi keluar. Harus ada perlindungan sosial lebih dari sekarang," katanya.
Mantan Menteri Keuangan ini menilai salah satu upaya mendata pemberian bantuan untuk kelompok menengah rentan miskin bisa menggunakan program Kartu Pra Kerja. Menurut dia, pada program tersebut nantinya akan ketahuan mana masyarakat yang benar-benar membutuhkan insentif dan mana yang tidak.
"Orang kalau misalnya melihat bahwa pelatihan nggak penting, dia berhenti di tengah. Kalau orang yang nggak selesaikan pelatihan mungkin punya kerjaan lain, tapi kalau butuh kan mau nggak mau harus diselesaikan. Dari situ seleksi kelas menengah bawah butuh buat diidentifikasi. Kemudian pelatihannya bisa diminimalkan untuk diganti dengan BLT," ungkapnya.
(hek/dna)