Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor hasil pertanian kacang mete dan olahannya minyak CNSL (cashew nut shell liquid red) serta komoditas lainnya seperti dedak gandum, merica, dan cengkeh. Nilai ekspor komoditas tersebut sebanyak Rp 23,7 miliar yang dikirim ke Eropa dan Amerika Serikat.
"Hari ini kita melepas ekspor mete ke Eropa dan Amerika ada lima kontainer, dan terus ada pelet ke China dan itu sangat besar nilainya" ungkap Syahrul dalam keterangannya, Rabu (22/4/2020).
Saat melepas ekspor di Salodong, Makassar, Syahrul mengungkapkan ekspor komoditas pertanian kali ini merupakan bentuk nyata kegiatan sektor pertanian yang dilakukan mendukung perekonomian dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat di tengah merebaknya wabah COVID-19.
"Mete itu lebih banyak dikerjakan dengan padat karya dari orang-orang untuk memastikan pangan harus tetap tersedia dan di situlah posisi kami hari ini demi kepentingan-kepentingan secara menyeluruh. Aktivitas pertanian tidak boleh berhenti, namun tetap harus memperhatikan kesehatan," jelas Syahrul.
Diungkapkannya, sudah menjadi gambaran nyata di tengah masyarakat saat ini bahwa wabah COVID-19 memang tidak hanya berdampak kepada kesehatan, tetapi juga kepada ekonomi secara global. Oleh karena itu ia menjelaskan kegiatan ekspor kali merupakan jalan keluar mendukung perekonomian dengan mengorientasikan medical solution juga sekaligus bertujuan kepada ketahanan pangan masyarakat.
"Padat karya di sini saja ada 1.200 orang, perekonomian pertanian tetap jalan. Kita lihat di sini mereka mengikuti manual manual kesehatan yang ada, cuci tangan pun (di wastafel) dilakukan tidak boleh kurang dari satu meter," tambahnya.
Lebih lanjut Syahrul mengungkapkan dukungannya terkait pengembangan komoditas mete yang banyak dihasilkan dari para petani di seluruh wilayah Sulawesi, Nusa tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur ini.
"Kegiatan pangan seperti ini harus diakselerasi. Ini tidak boleh berhenti, harus jalan terus, tapi harus mengikuti teknis-teknis kesehatan dari pemerintah. Mete ini hanya kita yang punya, kami harus mem-booster untuk lebih luas. Lahan-lahan mete harus diperkuat lagi menjadi konsentrasi untuk 6 juta pohon ke depannya menjadi kerja sama kami," ujar Syahrul.
Sementara itu, manajer ekspor impor PT. Comextra Majora Agung Wisnu Broto menjelaskan pihaknya di dalam kegiatan usaha per bulan dapat mengirimkan 50 kontainer kacang mete ke berbagai negara tujuan ekspor.
"Isi per satu kontainer rata-rata sebanyak 16 ton. Kita mengirimnya hampir ke seluruh negara rata-rata sampai 50 kontainer per bulan. Kalau hasil olahan kulit mete jadinya minyak CNSL dikirim untuk permintaan China, Amerika, India, dan Korea guna memenuhi kebutuhan bahan bakar nonfosil, rata-ratanya hasilnya 21 ton per kontainer untuk satu harinya," kata Agung.
Simak Video "Berkunjung ke Tempat Pengolahan Kacang Mete di Kendari"
[Gambas:Video 20detik]
(mul/ega)