Salah satunya upaya mendorong masyarakat memperkuat cadangan pangan selama COVID-19 adalah melalui kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi, mengatakan keberadaan LPM sebagai cadangan pangan masyarakat sangat penting untuk menjaga kontinuitas ketersediaan dan akses pangan masyarakat khususnya bagi para petani, yang peranannya sebagai penyedia pangan juga sekaligus merupakan konsumen pangan.
"Di masa pandemi COVID-19 ini, ketersediaan pangan sangat krusial. Untuk itu, keberadaan LPM memudahkan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokoknya," ujar Agung dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, LPM dibangun untuk mendekatkan akses pangan ke anggota kelompok tani, dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya cadangan pangan terutama di saat-saat seperti sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesuai amanat UU Pangan 18/2012, masyarakat memiliki peranan untuk mengembangkan cadangan pangannya. Untuk itu, pemerintah hadir dengan memberikan fasilitasi pengembangan cadangan pangan masyarakat, di antaranya berupa alokasi bantuan pemerintah (banper), pendampingan dan pembinaan.
"Tahun 2020, sebanyak 300 kelompok LPM yang tersebar di 120 kabupaten di 28 provinsi mendapatkan banper untuk pengisian cadangan pangan di lumbungnya. Banper tersebut, di sebagian besar wilayah Indonesia sudah langsung dimanfaatkan oleh kelompok LPM untuk membeli gabah/beras. Upaya tersebut sejalan dengan potensi panen saat ini, sehingga dapat menjaga kestabilan harga juga di tingkat petani," teranganya.
Contohnya seperti yang dilakukan kelompok LPM Ngudi Subur Desa Bangun Harjo, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalteng yang menyimpan cadangan berupa gabah dan beras.
"Hasil panen kami berupa gabah dan beras yang tersimpan di dalam lumbung pangan masyarakat merupakan cadangan pangan yang berharga apalagi saat ini kami harus berdiam diri di rumah saja. Insyaallah kami bersatu padu siap melawan virus COVID-19," kata Ketua Kelompok LPM Ngudi Subur, Rejo Mulyo.
Hal senada diungkapkan oleh Kelompok LPM 'Sinar Tani Raya'. Di Desa Laok Jang Jang, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jatim, kelompok tersebut melakukan aktivitas jual beli dan simpan pinjam gabah untuk meningkatkan usaha ekonomi produktifnya. Dari hasil jual beli gabah/beras kelompok memperoleh margin keuntungan yang dapat meningkatkan modal kelompok. Dengan demikian, dana banper yang diberikan sudah berhasil dikembangkan.
"Alhamdulillah, dengan adanya usaha ekonomi produktif, kami dapat mengembangkan dana banper yang diberikan sebagai modal untuk pengelolaan cadangan pangan," ujar Ketua kelompok LPM Sinar Tani Raya, Edi Susanto.
Begitu pula 443 LPM yang mendapatkan banper pada 2019, cadangan pangan yang dikelola kelompok LPM tersebut masih berjalan dan sangat membantu pemenuhan akses pangan petani di tengah situasi wabah ini. Sebelumnya, Agung menegaskan bahwa secara keseluruhan stok pangan di masa pandemi hingga menjelang puasa dipastikan aman, khususnya pangan pokok beras.
"Beras kita saat ini sangat cukup, saat ini tersedia 3,4 juta ton. Sebesar 1,42 juta ton tersimpan di Perum Bulog, stok di penggilingan sebesar 1,2 juta ton, di pedagang sebanyak 728 ribu ton, di PIBC sebesar 26 ribu ton, serta di LPM yang dibina oleh BKP Kementan sebanyak 2.939 ton," pungkasnya.
(mul/mpr)