Kim Jong Un 'Manjakan' Sektor Militer, Saham BUMN Berguguran

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Kim Jong Un 'Manjakan' Sektor Militer, Saham BUMN Berguguran

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 26 Apr 2020 21:01 WIB
Media milik pemerintah Korea Utara melaporkan, Senin (30/3), Korea Utara sukses melakukan uji coba peluncuran roket-roket terbaru sehari lalu.
Foto: AP/

Percuma Ada Stimulus Rp 1,5 T ke Sektor Properti

Properti menjadi salah satu dari deretan industri yang terkena dampak dari wabah COVID-19. Oleh karena itu pemerintah menyiapkan tambahan insentif perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar Rp 1,5 triliun.

Pengamat Properti sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menilai bentuk stimulus yang diberikan pemerintah terhadap properti itu salah sasaran.

"Menurut saya stimulus yang diberikan agak salah prioritas. Yang diberikan berupa kuota, kenaikan batas penghasilan dan subsidi bantuan uang muka yang sebenernya tidak ada urgensinya karena itu stimulus untuk membeli properti," tuturnya saat dihubungi detikcom, Minggu (26/4/2020).

Menurut Ali percuma pemerintah memberikan stimulus MBR untuk membeli properti. Dalam kondisi krisis saat ini mereka lebih cenderung mempertahankan penghasilannya dan bertahan hidup.

"Jadi percuma kasih stimulus seperti itu, dampaknya akan sangat kecil," tuturnya.

Stok Beras Aman

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa stok beras akan aman selama wabah Corona. Setidaknya, hingga Mei neraca beras masih akan surplus berjuta-juta ton.

Dia menjelaskan setidaknya kalau dilihat dari 3 opsi mulai dari pesimis, moderat, hingga optimis jumlah stok beras nasional masih aman. Syahrul memperkirakan dengan opsi pesimis saja stok beras nasional masih menyisakan 6 juta ton hingga akhir Mei.

Syahrul menjelaskan stok beras dari Februari ke Mei 2020 masih ada sekitar 3,5 juta ton. Dengan opsi pesimis, dia mengatakan produksi beras sebesar 11,2 juta ton dan kebutuhan nasional 8,3 juta ton. Maka masih ada 6 juta ton di akhir Mei.

"Kalau opsi pesimis diperkirakan masih ada 6 juta sampai akhir Mei 2020. Bulan puasa dan idulfitri masih terkendali," ucap Syahrul dalam rilis video BNPB, Minggu (26/4/2020).


(das/dna)

Hide Ads