Kengerian Corona: Cuma dalam 2 Bulan Terjadi Lonjakan Kemiskinan

Kengerian Corona: Cuma dalam 2 Bulan Terjadi Lonjakan Kemiskinan

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 06 Mei 2020 15:00 WIB
Kemiskinan masih jadi persoalan yang terus dicari solusinya di Jakarta. Ketidakpastian ekonomi global hingga korupsi turut berimbas pada kehidupan masyarakat.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pemerintah mengumumkan angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat tinggi bahkan berpotensi angkanya kembali seperti pada tahun 2011. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan pada tahun 2011 sebanyak 30,12 juta jiwa atau 12,49% populasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan potensi peningkatan angka kemiskinan ini hanya disebabkan oleh pandemi COVID-19.

"COVID ini terjadi dari Maret-Mei sudah menyebabkan lonjakan kemiskinan, kita reverse ke 2011," kata Sri Mulyani saat raker dengan Komisi XI DPR via virtual, Jakarta, Rabu (6/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka kemiskinan Indonesia tercatat sebesar 9,22% atau 24,79 juta jiwa per September 2019 atau menurun 0,19% poin dari kondisi Maret 2019. Dari sini, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan turun menjadi 6,56% dan menjadi 12,60% untuk daerah pedesaan.

Sri Mulyani mengaku potensi peningkatan jumlah penduduk miskin pun sudah dibahas bersama Presiden Jokowi dengan seluruh pejabat kabinet Indonesia Maju.

ADVERTISEMENT

"Bayangkan hanya COVID yang terjadi beberapa bulan, semua pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 sampai 2020 ini mengalami reverse kembali," jelasnya.

"Oleh karena itu, belanja Bansos jadi salah satu upaya untuk bisa jaga agar kemiskinan tidak semakin melonjak akibat COVID yang timbulkan PHK dan penurunan kegiatan ekonomi termasuk informal dan UMKM," tambanya.

Potensi kemiskinan yang bertambah juga sejalan dengan angka pengangguran yang per Februari 2020 tercatat sebanyak 6,88 juta orang atau setara 4,99%. Dikatakan Sri Mulyani Angka pengangguran ini akan meningkat karena banyaknya pekerja yang dirumahkan atau terkena PHK akibat COVID-19.

"Dari Kementerian Ketenagakerjaan sudah muncul angka pengangguran melonjak 2 juta hanya 1,5 bulan ini. Oleh karena itu kita perlu untuk melakukan berbagai langkah-langkah untuk jaga resiliensi daya tahan dunia usaha dan langkah-langkah agar mereka tidak lakukan PHK. Ini tidak mudah," ungkapnya.




(hek/fdl)

Hide Ads