Contohnya meningkatkan pesanan online, pengambilan pesanan tanpa kontak fisik, hingga pembayaran nontunai. Hal ini dilakukan guna mendukung kebijakan lockdown yang masih berlaku selama pandemi virus Corona.
Chief Executive Starbucks Kevin Johnson mengatakan pesanan melalui aplikasi Starbucks akan ditingkatkan dengan menambah fitur pesanan melalui pesan suara dan antar jemput di pinggir jalan.
"Kami juga akan beralih ke transaksi tanpa uang tunai, mengetahui bahwa penggunaan uang tunai mengkhawatirkan konsumen tentang penyebaran virus Corna," kata Johnson dikutip dari The Seattle Times, Jumat (8/5/2020).
Tenaga kesehatan telah memperingatkan bahwa pembukaan kembali ekonomi terlalu dini dapat menyebabkan lonjakan kematian COVID-19. Lebih dari 1,2 juta orang AS telah dites positif terkena virus, dan 70.000 meninggal.
Baca juga: MRT Jakarta Bebaskan Biaya Sewa UMKM 3 Bulan |
Fakta itu tidak menghentikan rencana Starbuks untuk membuka gerainya kembali. Protokol baru akan sangat cocok untuk Starbucks, di mana lebih dari 80% pesanan AS lebih banyak melalui aplikasi drive-through atau mobile, bahkan sebelum pandemi.
Kedai kopi itu berusaha memberikan cara teraman dan nyaman bagi pelanggan untuk memesan di Starbucks selama pandemi Corona
Starbuks adalah perusahaan kopi pertama yang akan membuka kembali bisnisnya setelah terpaksa tutup demi menghentikan penyebaran virus Corona. Perlahan-lahan, pebisnis di AS mulai mengumumkan akan kembali beroperasi, seperti toko ritel Macy yang telah membuka puluhan tokonya Senin lalu.
(ang/ang)