Menko PMK Sebut Bakal Banyak Orang Miskin Kagetan

Menko PMK Sebut Bakal Banyak Orang Miskin Kagetan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 08 Mei 2020 15:49 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy di SMKN 6
Menko PMK Muhadjir Effendi/Foto: Akhmad Mustaqim/ detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bakal ada banyak jatuh miskin gara-gara Corona merajalela. Dia menyebutnya dengan istilah masyarakat yang miskin kagetan.

Awalnya, Muhadjir bicara mengenai masyarakat yang akan menerima bantuan sosial. Selama ini sudah ada masyarakat yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), mereka sudah rutin menerima bansos.

Namun, banyak pihak yang belum masuk DTKS, orang-orang ini lah yang disebut Muhadjir sebagai orang miskin kagetan.

"Yang tidak kalah penting adalah banyak yang belum masuk DTKS, mereka ini adalah masyarakat yang semula dikategorikan mampu tapi sekarang jadi jatuh miskin akibat COVID-19 atau saya sebut miskin kagetan, semula tidak miskin jadi miskin. Ini perlu verifikasi data baru untuk memastikan mereka dapat bantuan," ungkap Muhadjir dalam siaran pers video, Jumat (8/5/2020).


Dia mengatakan kini pemerintah sedang fokus untuk menggalakkan jaring pengamanan sosial. Pasalnya dengan adanya pengetatan yang dilakukan di beberapa daerah, bantuan sosial dinilai menjadi hal yang penting diberikan oleh pemerintah.

"Perhatian Kemenko PMK sekarang lebih banyak ke jaring pengaman sosial. Karena begitu ada pengetatan PSBB terutama di DKI dan sekitarnya, tidak mungkin tidak segera disusul dengan memberikan bansos bagi orang yang sangat membutuhkan," jelas Muhadjir.

Muhadjir juga menjelaskan berbagai upaya jaring pengamanan sosial yang dibuat pemerintah. Dia menyebutkan ada program Kartu Pra Kerja. Kemudian ada juga program sembako rutin Kemensos dan Program Keluarga Harapan yang penerimanya ditambah.

"Pertama Kartu Pra Kerja, ini domain Kemenko Ekonomi. Ke dua ini program rutin Kemensos, ada program sembako yang semula dari 15,2 juta jadi 20 juta, kemudian Program Keluarga Harapan alias PKH semula 9,2 juta dinaikan jadi 10 juta," jelas Muhadjir.

Klik halaman selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dia menjabarkan ada program bantuan diskon biaya listrik. Lalu yang terbaru ada bantuan langsung tunai dari Dana Desa, akan diberikan ke 12,3 juta KK penerima manfaat, per keluarga akan mendapatkan Rp 600 ribu per bulan hingga bulan Juni.

"Kemudian ada bantuan listrik. Lalu yang baru lagi ada bantuan langsung tunai desa ada 12,3 juta KK penerima manfaat, Rp 600 ribu per bulan. Mulai April sampai Juni," jelas Muhadjir.

Ada dua bantuan Presiden yang dikomandoi Kemensos, pertama untuk 9 juta orang dalam DTKS dibagikan Rp 600 ribu per bulan. Lalu, ada bantuan sembako untuk 1,3 juta orang di Jabodetabek, dengan nilai Rp 600 ribu per bulan.

"Kemudian ada bantuan sosial tunai ini diambil dari bantuan Presiden untuk 9 juta keluarga di dalam DTKS Rp 600 ribu perbulan," papar Muhadjir.

"Lalu bantuan Presiden berupa sembako di wilayah Jabodetabek, ini akan diberikan ke 1,3 juta keluarga. Nilainya Rp 600 ribu per bulan, dibagikan sebulan dua kali," lanjutnya.


Hide Ads