Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan perekonomian Indonesia ikut bergejolak karena pandemi tersebut.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 akan kontraksi. Tingkat tinggi ketidakpastian menunjukkan ada kelemahan dari proyeksi," kata Luhut berdasarkan bahan presentasinya saat menjadi pembicara tamu di SMDV-Agaeti Ventures, dikutip Jumat (8/5/2020).
"Beragam resesi ekonomi akan mempengaruhi Indonesia sebagai mitra dagang utama," tambahnya.
Luhut mengatakan Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia minus 3,5% sampai 2,1% pada tahun ini. Kemudian pada 2021 ekonomi Indonesia diproyeksi berada di kisaran 5,2% sampai 5,6%.
Kemudian Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia 2,5% pada 2020 dan 5% pada 2021. Selain itu Moody's juga meramal perekonomian Indonesia akan tumbuh 3% tahun ini dan 4,3% pada tahun depan.
Baca juga: Luhut Tak Mau Lockdown Tanpa Ada Vaksin |
Lebih buruknya lagi, International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia bisa 0,5% pada 2020 dan 8,2% pada 2021. Selain soal dampak Corona terhadap ekonomi Indonesia, Luhut juga bicara soal lockdown.
Menurut Luhut penerapan lockdown tanpa vaksin akan memberikan dampak berkepanjangan. Untuk itu pemerintah tidak memilih lockdown karena belum ada vaksin.
"Lockdown adalah satu-satunya cara untuk mengurangi jumlah kematian secara signifikan. Namun, tanpa vaksin, lockdown akan memberikan dampak berkepanjangan," kata Luhut dikutip dari bahan presentasinya saat menjadi pembicara tamu di SMDV-Agaeti Ventures, dikutip Jumat (8/5/2020).
Adapun dampak yang dimaksud seperti penyusutan ekonomi, meningkatnya pengangguran, dan terganggunya distribusi makanan.
"Lockdown akan memberikan dampak berkepanjangan seperti penyusutan ekonomi, pengangguran, gangguan dalam rantai pasokan," ucapnya.
Baca juga: Luhut Naikkan Tarif Pesawat di Wilayah PSBB |
(hns/hns)