Pedagang Busana Muslim Tak Lagi Semringah Gegara Corona

Pedagang Busana Muslim Tak Lagi Semringah Gegara Corona

Moehammad Bakrie - detikFinance
Jumat, 08 Mei 2020 20:15 WIB
Pedagang busana Muslim di Maros Sulawesi Selatan
Foto: Moehammad Bakrie/detikcom
Maros -

Tak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pedagang pernak-pernik Ramadhan dan busana muslim yang meraup untung berlipat ganda, kini harus meradang. Semuanya imbas sari merebaknya covid-19. Seperti yang dirasakan oleh pedagang di Masjid Almarkaz Al-Islami, Maros, Sulawesi Selatan.

Sejak dikeluarkannya imbauan bersama pemerintah terkait peniadaan salat Jumat dan juga salat tarawih di masjid, omzet pedagang busana muslim di Masjid Almarkaz itu langsung terjun bebas. Jika pada tahun sebelumnya mereka mampu menjual hingga Rp 5 juta sehari. Kini, mereka sudah bersyukur jika menjual satu helai per hari.

"Kalau Ramadhan tahun-tahun lalu itu, kita bisa menjual sampai 5 juta per hari. Tapi sekarang ini, syukur-syukur kalau ada satu pembeli. Tahun lalu kan masjid kita ini ramai karena dipakai salat tarawih dan Jumat. Sekarang tidak karena ada corona itu," kata seorang pedagang, Zainuddin, Jumat (08/05/2020).


Masjid Almarkaz ini memang menjadi salah satu pusat penjualan busana muslim yang ada di Maros. Selain karena masjid ini ramai saat Ramadhan sebab mampu menampung lima ribu Jemaah, masjid ini juga jadi tempat persinggahan pemudik dari Makassar ke daerah-daerah lain.

"Di sini kan memang masjid paling ramailah di Maros. Apa lagi kalau Ramadhan begini. Nah kalau akhir Ramadhan juga, masjid ini jadi tempat orang dari Makassar mau ke daerah-daerah mudik. Sekarang, mudik juga dilarang, makanya tambah sepi," lanjutnya.

Klik halaman selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Para pedagang ini mengaku terpaksa tetap membuka dagangan mereka, agar bisa tetap bertahan hidup di tengah pandemi covid-19. Beruntung, masih ada beberapa warga yang datang melaksanakan salat lima waktu berjamaah dan kerap singgah berbelanja.

"Bagaimana lagi, hanya ini mata pencaharian kami di sini. Mau tidak mau harus tetap bertahan dengan membuka. Kan masih ada juga beberapa warga yang datang salat lima waktu. Nah kadang mereka singgah beli apa begitu," paparnya.

Untungnya, mereka tidak keburu mengambil modal besar dari pinjaman bank seperti yang mereka lakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, mereka tidak terlalu repot memikirkan hutang modal yang harus mereka bayarkan.

"Iya kalau dulu bisa sampai pinjam dulu ke bank untuk tambah modal. Nah untungnya sekarang kita tidak lakukan itu. Jadi tidak terlalu repot. Dulu kan sebelum masuk Ramadhan saja, penjualan seperti peci saja sudah lumayan banyak," sebutnya.

Tak hanya lapak para pedagang, lapak jualan busana muslim milik masjid yang biasanya ramai, kini sepi dari pembeli. Pihak pengurus masjid pun mengaku kehilangan potensi pendapatan ratusan juta rupiah dari sektor usaha itu. Mereka berharap, agar wabah ini bisa segera berlalu dan membuat kondisi kembali normal.

"Kami punya dua stand di sini, tapi semua kondisinya sama dengan para pedagang. Omzet kami satu bulan dalam Ramadhan itu bisa sampai Rp 200 sampai 300 jutaan. Nah mungkin tahun ini, tidak bisa terjadi lagi. Kita harapnya sih semua kembali normal sebelum Idul Fitri," ujar salah satu pengurus Masjid Almarkaz Maros, Muh Darwis.



Simak Video "Video: Viral Anak Pensiunan Polisi di Maros Acungkan Jari Tengah ke Polantas"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads