Dampak Ekonomi Jika PSBB Dilonggarkan Serba Tanggung

Dampak Ekonomi Jika PSBB Dilonggarkan Serba Tanggung

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 12 Mei 2020 13:07 WIB
Petugas memeriksa penumpang di dalam kendaraan yang melintas di Posko Check Point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Rabu (22/4/2020). PSBB diterapkan di Padang dan kabupaten/ kota lain di provinsi itu mulai Rabu (22/4/2020) hingga 5 Mei 2020 untuk menghentikan penyebaran COVID-19, diantaranya dengan membatasi aktivitas di luar rumah, wajib menggunakan masker serta pembatasan jumlah penumpang kendaraan roda empat dan roda dua.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jakarta -

Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyayangkan dilonggarkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat kurva positif COVID-19 belum turun tajam.

Jika pusat bisnis dan industri sudah dibuka saat COVID-19 masih mewabah, Bhima bilang, dampaknya akan serba tanggung. Toko buka, tetapi kemungkinan masih sepi karena masyarakat masih takut akan terjadinya penularan virus.

"Imbas kepada bisnis akhirnya setengah-setengah. Ketika retail kembali buka, konsumen belum tentu yakin untuk keluar rumah karena wabah-nya masih ada. Jadi serba tanggung," kata Bhima kepada detikcom, Selasa (12/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika begitu, yang ada akan merugikan pengusaha karena harus bayar biaya operasional dengan mahal. Di satu sisi tidak mendapat banyak pengunjung.

"Toko buka tapi sepi pengunjung, akan besar dibiayai operasionalnya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dengan kelonggaran kebijakan ini justru membuat ketidakpastian wabah bisa berakhir lebih lama dan akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi yang lebih lama pula.

"Dampak ke ekonomi, semakin lama pandemi berlangsung pemulihannya jadi lebih lama," ujarnya.




(eds/eds)

Hide Ads