PT Berdikari (Persero) menyerap 5.040 kilogram (kg) telur ayam dari peternak di Blitar, Jawa Timur (Jatim) melalui koperasi Putra. Berdikari membeli telur tersebut seharga Rp 16.500/kilogram (kg) sebagai upaya membantu para peternak menjual atau mendistribusikan telur ayamnya.
Selain itu, penyerapan ini juga diharapkan dapat membantu menstabilkan harga telur di tingkat peternak. Pasalnya, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga telur ayam terus mengalami penurunan, terutama di Jatim. Pada April, harga rata-rata telur ayam di Jatim sebesar Rp 23.150/kg, sementara di bulan Mei ini Rp 19.000/kg atau turun 17%.
"Berdikari sebagai bagian dari BUMN klaster pangan dalam menjaga ketersediaan bahan pangan khususnya sumber makanan protein hewani serta dalam rangka menjaga stabilitas harga telur di level peternak," kata Direktur Operasional PT Berdikari Muhammad Hasyim dalam keterangan resminya, Selasa (19/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saat Jokowi Akui Stok Pangan Defisit |
Telur-telur tersebut akan dijual kepada pelaku UKM yang tergabung dalam program warung tetangga milik Kementerian Koperasi dan UKM. Proses pemasaran dan distribusi tersebut akan dilakukan secara digital dengan menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh PT Bhanda Ghara Reksa/BGR Logistics (Persero).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BGR Logistics M. Kuncoro Wibowo mengatakan para pelaku UKM warung akan melakukan pemesanan secara online, dan akan dikirim oleh BGR Logistics ke alamat pelaku UKM tersebut.
"Hal ini bertujuan agar para pelaku UKM warung dapat tetap menjaga ketersediaan stok barang yang akan dijual ke masyarakat," ujar Kuncoro.
Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pangan di warung-warung yang telah bekerja sama dalam program warung tetangga, sehingga masyarakat akan mudah mengakses bahan pangan seperti telur ayam tersebut.
(ara/ara)