Gangguan distribusi dan logistik dalam ekspor dan impor, terutama untuk komoditas pangan akibat pandemi virus Corona (COVID-19) menimbulkan ketakutan bagi penduduk China akan krisis pangan. Oleh sebab itu, Negeri Tirai Bambu tersebut melakukan impor besar-besaran atas komoditas daging babi, sapi, dan unggas, serta menimbun cadangan beras dalam negeri.
Dikutip dari CNBC, Kamis (21/5/2020), China yang memiliki lahan subur terbatas tengah menghadapi tekanan akan pasokan karena harga-harga komoditas pangan melonjak di tengah pandemi.
Tingkat inflasi dari komoditas pangan pun melonjak. Pada Selasa, (19/5) lalu, China mengumumkan harga pangan di bulan April 2020 naik 14% secara year on year (yoy). Namun, di bulan Maret kenaikannya justru lebih tinggi yakni 18% yoy. Sementara untuk komoditas non-makanan naik hanya 0,4% pada bulan April.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga daging babi pada April 2020 naik 97%. Namun, tren kenaikan harga daging babi ini sudah terjadi sejak awal 2019 karena epidemi demam babi Afrika yang memusnahkan sejumlah ternak babi di China.
China adalah konsumen daging babi terbesar di dunia karena komoditas tersebut merupakan protein hewani pokok. Oleh sebab itu, dalam 4 bulan belakangan ini impor daging di China naik hingga 82% dibandingkan tahun 2019. Angka tersebut termasuk impor daging babi, sapi, dan unggas.
Klik halaman berikutnya.
Mengenai beras, China adalah produsen biji-bijian pokok terbesar di dunia. Sebagian besar pasokan berasnya diamankan untuk konsumsi dalam negeri. Namun, fenomena panic buying menyebabkan dorongan besar untuk mengimpor beras demi mengamankan cadangan nasional.
Pada April lalu, pemerintah China mengatakan akan meningkatkan pembelian beras. Pemerintah China juga memastikan untuk saat ini stok beras aman.
Sementara, pasokan kedelai dalam negeri tengah mengalami tekanan. China juga merupakan importir terbesar kedelai yang dibutuhkan di dalam negeri untuk diolah menjadi minyak goreng dan pakan ternak.
Menurut data bea dan cukai China, pada bulan April impor kedelai turun 12% dari tahun sebelumnya. Pasalnya, Brasil yang merupakan pemasok utama kedelai untuk China sedang mengalami cuaca buruk.
Tak hanya komoditas pangan, China saat ini juga tengah menimbun minyak untuk cadangan energi dalam negeri. Anjloknya harga minyak dunia dijadikan kesempatan bagi China untuk membeli minyak dalam jumlah yang sangat besar. Sejak kuartal I-2020, impor minyak mentah melonjak drastis.
Meski begitu, China masih memiliki tantangan dalam mengamankan stok minyaknya. Negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut memiliki keterbatasan penyimpanan minyak.
(ara/ara)