Usai melewati perayaan hari raya Idul Fitri, harga sejumlah komoditas pangan masih terpantau tinggi. Di antaranya seperti harga bawang dan gula pasir hingga daging sapi. Lalu, apa yang membuat harga komoditas itu sulit kembali normalnya?
Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya Arief Nasrudin menjelaskan salah satu penyebab utama tingginya harga pangan tak lain karena adanya faktor supply (penawaran) and demand (permintaan).
"Sebenarnya informasi harga itu mencerminkan supply and demand kita. Harga menentukan terjadinya sebuah kepincangan yang terjadi jika supply berlebih maka harga akan turun dan jika demand berlebih maka harga akan naik," kata Arief kepada detikcom, Rabu (27/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, bila dilihat rata-rata keseluruhan, sebenarnya kebanyakan komoditas pangan, menurut Arief, sudah mulai menunjukkan tren yang stabil. Hal itu menunjukkan bahwa permintaan berangsur kembali normal seperti sebelum masa-masa menjelang lebaran.
"Overall tidak ada significant naik dan turun artinya kebutuhan saat ini di pasar kecenderungan normal," tambahnya.
Simak Video "Video Prabowo: Saya Ingin Jadi Presiden yang Berhasil Turunkan Harga Pangan"
[Gambas:Video 20detik]