Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 100.000 ton. Impor tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dalam negeri, serta stabilisasi harga. Namun, hingga saat ini impor tersebut belum dapat dilakukan karena India masih lockdown.
"Masih lockdown, yang jelas kami mengetahuinya belum seluruhnya terbuka. Jadi memang sudah ada produksi, tapi belum maksimal," kata Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal kepada detikcom, Kamis (28/5/2020).
Awaludin mengatakan, Perum Bulog siap merealisasikan impor tersebut, sehingga jika akses sudah dibuka maka Bulog akan mengupayakan daging kerbau tersebut segera dikirim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan sudah tertata. Administrasi sudah, calon supplier sudah. Tinggal di sana, kalau sudah bisa pada kesempatan pertama, ya as soon as possible yang bisa kita lakukan untuk segera mendatangkan," terang Awaludin.
Sebelumnya, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, impor 100.000 ton daging kerbau akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dikirim 25.000 ton.
Ia menerangkan, stok kerbau di India sepenuhnya aman dan tersedia untuk diproduksi menjadi daging beku dan diekspor ke Indonesia. Hanya saja, di tengah pandemi ini rumah potong hewan (RPH) di India tak berproduksi.
"Hewannya ada, tapi RPH-nya nggak ada yang kerja. Jadi karena lockdown nggak ada yang kerja, nggak ada yang produksi. Ini masalah buat kita," ujar Tri dalam diskusi online FWBUMN, Senin (18/5/2020).
Baca juga: Bulog Bengkulu Kehabisan Pasokan Daging Beku |
(ara/ara)