Defisit Transaksi Berjalan Diproyeksi di Bawah 2% Akhir Tahun

Defisit Transaksi Berjalan Diproyeksi di Bawah 2% Akhir Tahun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 28 Mei 2020 19:15 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Defisit transaksi berjalan diproyeksi akan berada di bawah 2% pada akhir 2020. Gubernur (BI) Perry Warjiyo optimistis karena pada kuartal I 2020 defisit transaksi berjalan masih berada di angka 1,42% atau sekitar US$ 3,9 miliar.

"Dari perkiraan kami, tahun ini defisit transaksi berjalan akan tetap terkendali di bawah 2% dari produk domestik bruto (PDB)," kata Perry dalam video conference, Kamis (28/5/2020).

Dia mengungkapkan ada indikator yang menyebabkan rendahnya angka defisit. Misalnya ekspor yang naik menjadi US$ 41,7 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 41,2 miliar.

Kemudian impor yang menurun juga menyebabkan defisit lebih kecil. Pada kuartal I 2020 impor tercatat US$ 37,3 miliar lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 39,9 miliar.


Menurut dia neraca perdagangan barang menjadi lebih tinggi yakni mencapai US$ 4,4 miliar. "Pada periode yang sama 2018 neraca perdagangan barang hanya US$ 1,3 miliar," jelasnya.

Dia menambahkan angka realisasi defisit neraca jasa yang rendah juga menjadi penyebab rendahnya CAD pada kuartal I tahun ini.

Perry menyebut COVID-19 ini memang menurunkan devisa yang berasal dari sektor pariwisata.

"Karena ada pembatasan pergerakan manusia antar negara, termasuk pariwisata ke Indonesia. Tetapi juga diimbangi dengan penurunan pariwisata atau turis yang keluar," imbuh dia.


Selanjutnya, rendahnya pendapatan primer yang di dalamnya termasuk pembayaran bunga dari surat berharga negara (SBN) yang dimiliki investor asing.

Menurutnya pandemi ini menimbulkan kepanikan di kalangan investor global. Hal ini yang menyebabkan investor menarik SBN dan menempatkan di instrumen yang lebih aman.


(kil/hns)

Hide Ads