Selama ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilarang menggelar resepsi pernikahan. Hal itu berdampak kepada pekerja Wedding Organizer (WO) yang menganggur karena tak ada acara yang berlangsung.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pernikahan Indonesia, Andie Oyong mengatakan pekerja di industri pernikahan terpaksa harus dirumahkan hingga dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Mengingat tidak ada yang dikerjakan selama resepsi pernikahan dilarang digelar.
"(Pekerja dirumahkan), hanya yang inti saja di sales marketing yang masih aktif untuk cari client. Meskipun datanya belum terkumpul di kita, banyak (PHK) bahkan dari tenaga lepas atau harian sampai karyawan tetap," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya larangan menggelar resepsi pernikahan benar-benar telah memukul bisnis. Untuk melanjutkan hidup selama pekerjaannya dilarang beroperasi, para pekerja memilih beralih profesi alias banting setir menjadi penjual makanan-minuman olahan, hingga sayuran.
"Sangat berdampak. Banyak yang beralih jadi penjual makanan-minuman olahan rumahan, sayuran dan buahan," imbuhnya.
Pandemi ini juga dimanfaatkan oleh para pekerja untuk membuka peluang usaha dengan berjualan alat-alat medis yang banyak dicari seperti masker, hand sanitizer, hingga alat pelindung diri (APD). Penjualan yang dilakukan online melalui grup per grup di WhatsApp (WA) dan Instagram (IG).
"Saya bikin free markets group, semua bisa jualan non wedding setiap hari. Bahan untuk support produk jualannya saya buat program foto enak, supaya hasil foto produknya menarik, ini gratis. (Jualannya) di grup WA dan IG," jelasnya.
(eds/eds)