Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan dunia usaha membutuhkan bantuan stimulus yang cukup besar untuk membantu pemulihan ekonomi nasional (PEN). Ketua umum Apindo Hariyadi Sukamdani menjelaskan dunia usaha sangat membutuhkan suntikan modal kerja.
"Sebagai ilustrasi saja kita itu kredit perbankan Rp 5.500 triliun kalau diambil 60% sektor bermasalah itu sekitar Rp 3.300 triliun dan 30% untuk modal kerja Rp 990 triliun," kata Hariyadi dalam diskusi virtual Kahmipreneur Talk, Senin (1/6/2020).
Dia mengungkapkan angka tersebut bukanlah jumlah yang kecil. "Jumlahnya sekitar 990 triliun, bagaimana dengan pemerintahnya untuk mengantisipasi modal kerja," jelas dia.
Hariyadi mengatakan stimulus modal kerja untuk dunia usaha memerlukan tambahan karena telah terjadi defisit cashflow. Diharapkan pemerintah bersama OJK memberikan stimulus terkait penambahan modal kerja.
Misalnya stimulus diberikan untuk semua sektor usaha, tidak hanya industri BUMN saja namun untuk seluruh lini produksi dan penjualan. Hal ini karena produk manufaktur tidak dapat dikomersilkan tampa penjualan.
Stimulus modal kerja diberikan untuk jangka waktu selama satu tahun. Selain itu subsidi suku bunga menyesuaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 4,5%.
Kemudian penurunan tarif listrik dan gas, relaksasi pembayaran listrik dan gas selama 90 hari atau 3 bulan setelah jatuh tempo hingga pembayaran listrik sesuai penggunaan tanpa beban minimal.
"Selain itu penangguhan pembayaran PPN selama 90 hari dan percepatan jangka waktu restitusi pajak," jelasnya.
(kil/hns)