Trump Marah Netflix cs Kena Pajak, Nasib Mal di Tangan Anies

Round-Up Berita Terpopuler

Trump Marah Netflix cs Kena Pajak, Nasib Mal di Tangan Anies

Sylke Febrina Laucereno, Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2020 21:00 WIB
Presiden AS Donald Trump dorong acara tahunan G7 sebagai tanda normalisasi (AFP Photo/Pool)
Foto: Presiden AS Donald Trump (AFP Photo/Pool)
Jakarta -

Berita terpopuler detikFinance Rabu (3/6/2020) tentang Pemerintah Amerika Serikat bereaksi keras terhadap negara-negara yang mengenakan pajak layanan digital terhadap Netflix cs. Salah satu negara yang itu adalah Indonesia.

Selain itu, berita terpopuler lainnya adalah soal penantiaan pembukaan mal di Jakarta. Seperti diketahui bersama, Kamis (4/6/2020) adalah hari terakhir masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca berita-berita detikFinance berikut ini:

Klik halaman selanjutnya


Pemerintah Amerika Serikat (AS) saat ini sedang mempelajari pemberlakuan pajak layanan digital oleh sejumlah negara untuk perusahaan asal Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters dalam keterangan Federal Register, USTR menyebutkan pemerintah AS akan menyelidiki rencana-rencana tersebut. Saat ini ada beberapa negara yang sedang mempertimbangkan pajak layanan digital.

Negara tersebut antara lain Austria, Brasil, Republik Ceko, Uni Eropa, India, Indonesia, Italia, Spanyol, Turki, dan Inggris. Perwakilan dagang AS mengaku telah mengajukan permohonan konsultasi dengan pemerintah negara tersebut.
Baca juga: Berlaku 1 Juli, Begini Cara Baru Tarik Pajak Netflix cs

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menjelaskan pemberlakuan pajak ini berpotensi meningkatkan ketegangan dagang antarnegara karena pemungutan pajak oleh pemerintah tersebut bertujuan meningkatkan pendapatan negara. Misalnya pajak dari Alphabet Inc atau Google dan Facebook.

"Presiden Trump khawatir banyak mitra dagang kami yang akan menggunakan skema pemungutan pajak yang tidak adil untuk perusahaan kami (asal AS)," kata dia, Rabu (3/6/2020).

Baca selengkapnya di sini: Trump Marah Gara-gara RI Pajaki Netflix cs

Klik halaman selanjutnya



Pengusaha mengaku rencana pembukaan mal secara penuh di Jakarta pada 5 dan 8 Juni 2020 mungkin belum tentu bisa dilakukan. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait status PSBB.

"Jadi belum tentu buka, tergantung gubernurnya saja ya. Mungkin memang ada kalau PSBB nggak diperpanjang dan ada izinnya Gubernur," kata Stefanus kepada detikcom, Rabu (3/6/2020).

Stefanus mengatakan hanya izin dari Anies yang bisa memutuskan mal dibuka kapan. Hingga kini pihaknya masih menunggu pengumuman Anies soal PSBB akan diperpanjang atau tidak.

"Izin Gubernur itu yang penting. Kami masih tunggu tanggal 4 kan PSBB mau diperpanjang apa nggak," tegas Stefanus.

Baca selengkapnya di sini: Hanya Anies yang Bisa Buka Mal di Jakarta

Klik halaman selanjutnya



PT PLN (Persero) akhirnya buka suara terkait keluhan yang disampaikan oleh Raffi Ahmad dan istrinya, Nagita Slavina. Pasangan itu mengeluhkan seringnya arus listrik yang turun di rumahnya dan menyebabkan pembayaran listrik yang sangat mahal.

Raffi dan Nagita menyampaikan keluhan terkait listrik yang sering turun di hunian mewahnya di kawasan Green Andara Residence, Jakarta Selatan. Dalam sebuah konten di YouTube, Nagita juga mengeluh kepada petugas PLN terkait tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian token, yaitu sebesar Rp 1 juta untuk dua hari atau kurang-lebih Rp 17 juta per bulan.

Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ciputat Sigit Arimurti pun menilai besarnya biaya konsumsi listrik untuk daya listrik rumah Raffi-Nagita itu masih berada dalam batas wajar. Apalagi Nagita juga menyebutkan banyak peralatan elektronik yang ada di rumahnya, seperti kulkas sebanyak 10 buah.

"Tingginya biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atas nama Raffi Ahmad dengan daya listrik 33 ribu VA atau 33 kVA karena beban pemakaian listrik atau konsumsi listrik yang tinggi juga. Bisa jadi dikarenakan banyak peralatan elektronik atau penggunaan beberapa alat elektronik dengan daya yang besar," jelas Sigit seperti dilansir dalam keterangan resmi PLN, Rabu (3/6/2020).

Baca selengkapnya di sini: Tagihan Listrik Raffi Ahmad sampai Rp 17 Juta/Bulan, Ini Kata PLN


Hide Ads