Kantor Luhut Bakal Kirim Tim, Investigasi Lonjakan Tagihan Listrik

Kantor Luhut Bakal Kirim Tim, Investigasi Lonjakan Tagihan Listrik

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 09 Jun 2020 17:42 WIB
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Dampak penyebaran pandemi virus COVID-19, Pemerintah mmenggratiskan pembayaran listrik bagi 24 juta masyarakat miskin, untuk pelanggan berdaya listrik 450 VA gratis biaya listrik selama 3 bulan (April-Juni 2020) sedangkan bagi pelanggan dengan daya 900 VA bersubsidi akan diberikan diskon 50 persen. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Jakarta -

Belakangan ini masyarakat gaduh soal tagihan listrik yang lebih tinggi dari biasanya. Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) pun buka pengaduan dan berniat melakukan investigasi.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, dalam polemik ini pihak PT PLN sendiri sudah buka suara dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Kalau penjelasan PLN clear, katanya di suatu waktu ada keadaan mereka tidak bisa datang langsung melakukan cek. Tapi setelah COVID ukurannya jelas, sehingga ada adjustment. Apalagi pas COVID banyak yang di rumah," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Purbaya menekankan, kementerian yang dikomandoi Luhut Binsar Pandjaitan tersebut akan melakukan investigasi dengan mengirimkan tim. Dia juga meminta masyarakat yang mengalami lonjakan tagihan listrik untuk mengirimkan pengaduan ke email pengaduanenergi@maritim.go.id.

"Kalau ada kasus listrik lapor saja ke sana, setelah jumlah banyak kami akan kirim tim untuk investigasi," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Tim tersebut, lanjut Purbaya akan melakukan investigasi dan mencari akar permasalahannya. Jika PLN yang terbukti lalai akan diberi peringatan.

"Investigasi apakah PLN yang bohong atau masyarakat yang bohong. Kalau PLN main-main kita akan beri peringatan keras," tutupnya.




(das/eds)

Hide Ads