Airlangga Prediksi Ekonomi Kuartal II-2020 Minus

Airlangga Prediksi Ekonomi Kuartal II-2020 Minus

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 10 Jun 2020 10:54 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Foto: Syailendra Hafiz Wiratama
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 negatif. Hal itu terlihat dari kegiatan ekonomi dan penjualan barang yang mayoritas turun.

"Kalau kita lihat dampak terhadap Indonesia lanjutannya diperkirakan kuartal II-2020 ini memang mungkin masuk negatif. Namun kita harus terus menjaga agar kuartal III, IV segera bisa restart karena kita can't afford untuk negatif terlalu dalam karena nanti recovery-nya akan lebih sulit," kata Airlangga melalui telekonferensi, Selasa (9/6/2020) malam.

Airlangga menyebut ada 32 sektor usaha yang penjualannya menurun secara tahunan sejak April hingga 26 Mei 2020. Hal ini tak lain akibat dari dampak virus Corona (COVID-19) terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data yang disampaikan, dari total sektor tersebut 18 di antaranya mengalami kontraksi year on year (yoy) pada dua bulan pertama di kuartal II-2020 yakni otomotif dan alat transportasi (-51%), distribusi retailer dan toserba (-22%), peralatan elektronik (-25%), makanan dan minuman (-21%), dan pembiayaan konsumen (-53%).

Lalu, hasil kayu dan kehutanan (-24%), jasa keuangan (-44%), restoran (-72%), pariwisata (-74%), bahan bangunan dan besi konstruksi (-19%), teknologi informasi (-19%), jasa usaha (-17%), pertambangan migas (-26%), industri logam dasar (-29%), perkebunan dan pertanian (-15%), bahan kimia dan plastik (-16%), pembangkit energi dan listrik (-14%), industri karet, kulit (-2%).

ADVERTISEMENT

Berlanjut di halaman berikutnya.

Sementara itu, di periode yang sama 14 sektor usaha lainnya tumbuh melambat secara tahunan yakni kebutuhan konsumen rumah tangga (-21%), pertambangan non-migas (-29%), peralatan kantor dan stationary (-37%), properti dan konstruksi (-35%), media informasi (-28%), dan tekstil dan produk tekstil (-43%).

Kemudian infrastruktur sarana angkutan (-42%), permesinan, alat berat (-22%), transportasi dan logistik (-17%), packaging (-23%), peternakan dan perikanan (-17%), telekomunikasi (-18%), rokok dan tembakau (-12%), serta batu bara (-4%).

Hanya ada empat sektor lain yang masih tumbuh positif secara tahunan yakni prasarana umum (25%), farmasi dan alat kesehatan (3%), makanan pokok (7%), dan minyak nabati (16%).

Hanya saja, keempat sektor tersebut tidak bisa mengkompensasi pencapaian buruk mayoritas sektor. Bahkan hingga akhir tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi 0 - 0,5%.

"Indonesia diperkirakan di akhir tahun ini masuk ke angka antara 0-0,5%. Namun pemerintah tetap mendorong antara 0,5 - 2,3%," tegas Airlangga.



Simak Video "Video: Airlangga Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Akan Dikejar di Kuartal III-IV"
[Gambas:Video 20detik]

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads