Neraca Dagang RI Surplus dengan AS, Tapi Keok sama China

Neraca Dagang RI Surplus dengan AS, Tapi Keok sama China

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 15 Jun 2020 13:02 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus dengan Amerika Serikat (AS) namun keok alias tekor dengan China. Di tengah pandemi Corona, neraca perdagangan nasional tercatat surplus US$ 2,1 miliar.

"Dengan beberapa negara kita masih surplus, misalnya dengan Amerika dibandingkan periode yang sama tahun 2019, kemudian dengan India dan Belanda," Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Jakarta, Senin (15/6/2020).

Dia menyebut neraca dagang Indonesia dengan AS surplus sebesar US$ 4,05 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,92 miliar. Sementara dengan India, tercatat surplus US$ 2,53 miliar. Selanjutnya dengan Belanda tercatat surplus US$ 934 juta pada Mei 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut neraca perdagangan Indonesia tekor dengan beberapa negara seperti China, Thailand, dan Australia.

Dia menyebut, dengan Australia defisit sebesar US$ 753 juta, lalu dengan Thailand defisit sebesar US$ 1,32 miliar, dan paling besar dengan China yang sebesar US$ 4,60 miliar.

ADVERTISEMENT

"Sebaliknya dengan beberapa negara lain defisit, Australia kita defisit, Thailand juga kita masih defisit, dan Tiongkok kita alami US$ 4,6 miliar," ungkapnya.

Perlu diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Mei tercatat surplus US$ 2,1 miliar. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari impor. Pada Mei, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 10,53 miliar, sedangkan impor US$ 8,44 miliar.

Sementara neraca dagang kumulatif atau selama Januari-Mei 2020 tercatat surplus US$ 4,31 miliar. Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan Januari-Mei 2019 yang defisit US$ 2,7 miliar.




(hek/ara)

Hide Ads