Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Ajib Hamdani memprediksi pertumbuhan ekonomi RI kuartal II-2020 hanya 0% bahkan mendekati minus. Penyebabnya tak lain adalah pandemi virus Corona (COVID-19) yang tak kunjung usai.
"Perkiraan Hipmi bahwa kuartal II pertumbuhan ekonomi kita 0 persen dan mendekati minus," ungkap Ajib dalam webinar BPP Hipmi, Selasa (16/6/2020).
Belum lagi prediksi inflasi yang menurutnya berpotensi terus naik, hal ini ia katakan bisa memperburuk daya beli masyarakat. Jika prediksi ini nyata, ia berpendapat kondisi perekonomian Indonesia akan lebih parah dari krisis tahun 1998.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap minggu ada inflasi terus naik, efeknya daya beli masyarakat turun, efek terhadap ekonomi itu menurut Hipmi jauh lebih berat dibandingkan krisis ekonomi tahun 1998. Tahun 1998 mungkin operasi besar saja yang kena, tapi Hipmi melihat sekarang yang kehantam sampai ke supply dan demand," urainya.
Adapun langkah pemerintah menyelamatkan perekonomian melalui dunia usaha utamanya, yakni menggelontorkan restrukturisasi kredit sudah baik. Namun, ia mengusulkan pemerintah juga mengucurkan bantuan modal kerja. Apalagi, di periode new normal ini dunia usaha perlu bangkit kembali.
"Ketika PSBB dilonggarkan mau new normal dan bisnis mau buka lagi kan butuh modal. Contoh saja restoran untuk bayar sewa tempat. Di lapangan UKM membutuhkan penambahan modal baru," imbuh dia.
Ia mengungkapkan, dengan bantuan modal kerja, dunia usaha berpotensi memperoleh perputaran modal hingga Rp 125 triliun.
"Potensi optimalisasi daya ungkit ekonomi oleh penjaminan modal kerja, misal dari APBN ada Rp 6triliun, itu potensi modal kerja yg di-deliver bisa Rp 100-125 triliun, kami menghitung kalau ada perputaran modal sampai Rp 125 triliun maka value bisnis bisa 2-4 kali lipat," katanya.
(eds/eds)