Mentan Beberkan Penyebab Harga Bawang Putih dan Daging Sempat Mahal

Mentan Beberkan Penyebab Harga Bawang Putih dan Daging Sempat Mahal

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 22 Jun 2020 17:30 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo
Foto: Dok. Kementan
Jakarta -

Harga bawang putih sempat meroket di Februari 2020 lalu. Di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur saja tembus Rp 70.000/kg. Begitu juga harga daging sapi yang tembus Rp 130.000/kg di akhir Mei 2020, salah satunya di wilayah Jakarta dan Bekasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya yang memiliki tugas utama meningkatkan produktivitas pangan harus turun tangan melakukan stabilisasi harga, meski hal tersebut merupakan tugas kementerian lain. Oleh sebab itu, dia mendirikan Pasar Mitra Tani di berbagai wilayah yang menjual pangan pokok dengan harga terjangkau.

"Keberhasilan kemarin dalam menyediakan pangan untuk kebutuhan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri itu pekerjaan besar. Kalau kami biarkan itu kemungkinan akan terjadi kontaminasi pada stabilisasi harga, pasti. Tugas utama Kementan adalah produktivitas. Tapi kalau saya tidak sampai ke hulu, ini akan menjadi persoalan," kata Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (22/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun membeberkan mengapa harga bawang putih dan daging sapi sempat naik.

"Sama dengan orang yang impor, pada saat kami bilang bawang putih masih cukup 80.000 ton.Oleh karena itu daya tahan sampai 3 bulan masih cukup. Kemudian daging. Tiba-tiba di pasar hilang, hilang," ungkap Syahrul.

ADVERTISEMENT

Tidak ditemukannya stok 2 komoditas pokok tersebut menyebabkan kelangkaan yang akhirnya membuat harga melonjak tinggi.

"Tidak tahu impor yang harusnya masuk di pasar 30-40 ton sehari, dikasih cuma 12 ton per hari. Oleh karena itu harga naik. Nah ini kendala-kendala di lapangan yang terkadang orang nggak bisa menghitungnya," terang dia.

Meski terus dikritik dalam mengadakan program Pasar Mitra Tani, menurutnya sarana ini harus hadir demi menyeimbangkan harga di pasaran yang sangat tinggi.

"Oleh karena itu Toko Tani juga menjadi solusi untuk melakukan penyeimbangan. Bukan membuat toko-toko tani untuk menjadi pasar untuk kita, tidak hanya itu. Tapi harus menjadi input sistem kepada pasar, informasi komoditas harus ada. Sehingga apa yang menjadi komoditas yang ada pada suatu daerah, informasi dari Pasar Tani bisa masuk sehingga bisa jadi patokan untuk stabilisasi harga," pungkasnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads