Dalam kesempatan yang sama, Bahlil mengeluhkan kecilnya anggaran lembaga investasi yang dipimpinnya pada 2021. Berdasarkan pagu indikatif tahun depan, BKPM mendapatkan anggaran Rp 439,5 miliar.
Angka tersebut turun dibandingkan anggaran tahun sebelumnya sebesar Rp 585 miliar, alias turun 24% pada tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibandingkan dengan anggaran kita sebelumnya itu sebesar Rp 585 miliar. Terjadi penurunan kurang lebih 24%. Di saat bersamaan kerja kita juga diminta untuk harus menaikkan realisasi investasi," kata dia.
Menurutnya anggaran tersebut tidak lagi cukup untuk melakukan perjalanan dinas karena sangat terbatas.
"Anggaran ini Pak, kalau kita hitung-hitung ini perjalanan dinas itu nggak ada lagi. Jadi ini cuma di kantor saja, duduk-duduk, terima apa adanya yang penting listriknya tidak mati. Internet jalan tapi macet-macet juga apalagi kalau rapatnya (melalui aplikasi) Zoom, Zoom, Zoom, Zoom terus kan," jelasnya.
Dia merinci, dari total anggaran yang ada, untuk sekretariat utama Rp 257,9 miliar, deputi bidang pengembangan iklim penanaman modal Rp 9,69 miliar, deputi bidang promosi penanaman modal Rp 84,9 miliar.
"Kemudian untuk deputi promosi penanaman modal ini Rp 84 miliar. Ini sudah membiayai semua negara, kita sudah 9 negara. Ini anggarannya hanya untuk bayar kantor dan biaya makan mereka," ujarnya.
Lalu deputi bidang kerjasama penanaman modal Rp 7,6 miliar, deputi bidang pelayanan penanaman modal Rp 19,36 miliar, deputi bidang pengendalian pelaksanaan penanaman modal Rp 43 miliar, dan deputi bidang perencanaan penanaman modal Rp 16,87 miliar.
(toy/zlf)