Jakarta -
MotoGP 2021 akan digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ajang internasional ini akan digelar tahun depan.
Namun, penyelenggaraan MotoGP 2021 dibayangi pandemi virus Corona yang saat ini belum mereda. Belum bisa dipastikan kapan pandemi ini akan berakhir.
1. Oktober Tahun Depan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MotoGP 2021 akan digelar Oktober. Hingga saat ini Dorna Sports, penyelenggara MotoGP masih menetapkan sirkuit MotoGP di KEK Mandalika sebagai lokasi perhelatan.
"Dorna kan bilang bahwa ITDC atau MotoGP di Mandalika itu diperkirakan kurang lebih di Oktober tahun depan," jelas Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Kepastian jadwal MotoGP 2021 tersebut akan dirilis pada Agustus 2020.
"Kalau pastinya kita baru tahu jadwal (MotoGP 2021) Agustus tahun ini," kata Abdulbar.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
2. Pembangunan Sirkuit Jalan Terus
Abdulbar memastikan proses pembangunan sirkuit MotoGP di KEK Mandalika masih terus berlangsung. Ia mengatakan, proses pembangunan sirkuit MotoGP ditargetkan rampung Juni 2021.
"We hope for the best, tapi yang jelas tanggung jawab kita akhir tahun depan. Persiapannya dari tahun ini, selesai Juni. Memang dari awal 2021, akhir tahun," ujar dia.
Dalam perhelatan internasional tersebut, ITDC membutuhkan 7.500 tenaga kerja baru.
"Yang bakal terserap ada 5.000 personel tenaga kerja nonpermanen, dan 2.500 tenaga kerja supporting," jelas Abdulbar.
3. Minta Suntikan Modal Rp 500 M
ITDC mengajukan permohonan penyertaan modal negara (PMN) Rp 500 miliar. Suntikan modal ini diusulkan untuk mencegah saldo kas akhir perseroan di tahun 2020 ini yang diprediksi minus Rp 115,044 miliar.
"Secara agregat saldo kas akhir kita akan menjadi minus Rp 115,044 miliar di akhir 2020. Ini masih performa, ini proyeksi kita jika COVID-19 ini belum reda atau masih seperti sekarang perbaikan sedikit di akhir tahun kami akan mengalami defisit," kata Abdulbar.
Ia mengatakan, proyeksi kas hingga akhir 2020 minus Rp 115,044 miliar ini didasarkan pada okupansi kawasan wisata ITDC di Nusa Dua yang anjlok hingga di posisi akhirnya 2%. Sementara, pendapatan ITDC 90% berasal dari pemasukan di Nusa Dua.
"Begitu COVID-19 datang dari bulan Maret sampai Juni ini okupansi kita rata-rata di bawah 5%. Bahkan bulan terakhir ini 2%. Jadi bisa dibayangkan, karena pendapatan kita paling besar adalah dari sewa hotel-hotel di Nusa Dua yang tadinya 80% okupansi, sekarang 2%," terang Abdulbar.
Selain itu, menurutnya PMN ini sangat dibutuhkan pasalnya ITDC masih menggarap proyek di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika salah satunya Sirkuit MotoGP.
"Nah di sini yang menjadi concern kami ada proyek yang masih on going di Mandalika. Begitu cash flow kami mencapai titik yang tidak bisa di-sustain, kami khawatir sekali, karena ini kan pendapatan 90% masih dari Nusa Dua," paparnya.