Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis ekonomi Indonesia tahun ini masih mampu tumbuh hingga di kisaran 2-3%.
"Perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi COVID-19, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia itu pada akhir tahun masih diproyeksikan 2%-3%. Walaupun hal ini bisa saja berubah di sana sini karena tidak ada yang mampu untuk meramalkan saat ini apa yang akan terjadi enam bulan ke depan dalam bidang ekonomi," kata Luhut saat meresmikan Gerakan Nasional Belanja Pengadaan Pemerintah untuk Usaha Mikro & Usaha Kecil yang digelar secara virtual, Jumat (26/6/2020).
Meski begitu Luhut mengakui, untuk kuartal dua ini, pertumbuhan ekonomi RI bisa lebih rendah dari pertumbuhan PDB riil Indonesia year on year (yoy) per kuartal I-2020 lalu yang mencapai 2,97%. "Kuartal kedua ini saya pikir akan lebih rendah lagi dari sini karena masih dampak dari pandemi COVID-19," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Luhut menyampaikan, penurunan pertumbuhan ekonomi berdampak kepada penyerapan tenaga kerja dan daya beli masyarakat. Oleh karenanya, menurut Luhut, peran belanja pemerintah menjadi penting sebagai daya ungkit ekonomi nasional.
"Oleh karenanya, peran belanja pemerintah menjadi penting sebagai daya ungkit ekonomi nasional dengan membeli produk-produk UMKM. Sebab peran UMKM ini juga sangat penting karena menciptakan lapangan kerja," sambungnya.
Luhut menerangkan potensi nilai paket pengadaan pemerintah bagi pelaku usaha kecil di 2020. Menurutnya, ada potensi Rp 318 triliun yang harus tersalurkan dan terealisasi ke UMKM. "Angka ini bukan angka kecil. Ingat kita itu 75% ekonomi kita digerakkan konsumsi domestik," tuturnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramalkan ekonomi RI hanya bisa tumbuh 0,4-1% di 2020. Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi berada di kisaran 0,9-1,9%.
(fdl/fdl)