Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi berada di kisaran 0,9-1,9%. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pemerintah yang sebesar minus 0,4%.
"Kami perkirakan keseluruhan tahun ini pertumbuhan ekonomi 0,9-1,9%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (18/6/2020).
Menurut Perry proyeksi tersebut telah mempertimbangkan sejumlah perkembangan baik global maupun domestik. Termasuk mencermati penurunan ritel dan pendapatan masyarakat akibat pandemi COVID-19.
Dia mengungkapkan perekonomian domestik di kuartal dua ini diprediksi juga akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun menurutnya hal ini merupakan pola yang biasa terjadi setiap tahun.
"Kuartal dua pertumbuhan ekonomi kecenderungan yang paling rendah sebelum secara perlahan meningkat di kuartal tiga dan empat. Dengan ekonomi dari 2,97 persen di kuartal satu, akan menurun cukup dalam di kuartal II dan kemudian akan kembali berangsur di kuartal tiga dan empat," jelasnya.
Perekonomian domestik yang diproyeksi tak mengalami resesi ini tentunya juga perlu didukung dengan faktor lainnya. Menurut Perry, pemulihan ekonomi ke depan akan sangat tergantung dengan kegiatan new normal, stimulus fiskal, hingga realisasi ke sektor riil.
"New normal bukan berarti kembali ke kebiasaan lama, tapi bertahap pada sembilan sektor untuk dibuka secara bertahap dengan tetap menerapkan protokol COVID-19 untuk tetap produktif dan aman," kata Perry.
Menurut dia, perekonomian domestik yang dinilai mampu tumbuh hingga 1,9% juga tergantung pada seberapa cepat penyerapan stimulus fiskal ke masyarakat.
"Bagaimana bansos secara cepat disalurkan, termasuk pajak dan berbagai program pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Menurut dia, stimulus yang telah digelontorkan itu mampu mendorong sektor riil. Selain itu, koordinasi yang dilakukan pemerintah, BI, serta OJK diharapkan mampu mendorong percepatan pemulihan ekonomi.
"Kita harapkan tahun depan kegiatan ekonomi bisa lebih tinggi. Oleh karena itu, tahun depan ekonomi domestik bisa 5-6%, termasuk karena ekonomi global bisa tumbuh 5,4% di 2021," tambahnya.
(kil/eds)