Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan strategi pembiayaan di masa pandemi. Sebab virus yang belum ada vaksinnya ini sudah membuat gejolak di pasar keuangan. Oleh karena itu pendalaman pasar dan pembiayaan domestik menjadi penting.
"Di Indonesia, peningkatan defisit terjadi secara dramatis menjadi di atas 6%. Kami pertama melihat sumber pembiayaan yang kita miliki sendiri. Selanjutnya pemerintah juga memanfaatkan pasar surat berharga dalam negeri. Di samping itu, dimungkinkannya bank sentral untuk membeli dan berpartisipasi di pasar primer juga menjadi satu hal kritikal. Terakhir, peran lembaga keuangan multilateral dan bilateral juga sangat penting dalam memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal tahu saja, acara ini dimoderatori oleh Chair of OECD Development Assistance Committee Susanna Moorehead, dengan panelis lainnya yaitu Vice President dan Chief Economist World Bank Group Dr. Carmen Reinhart. Untuk diketahui, Toronto Centre merupakan lembaga nirlaba yang fokus pada capacity building regulasi dan pengawasan sektor keuangan. Lembaga nirlaba ini telah didukung oleh berbagai lembaga donor seperti GAC (Canada), SIDA (Sweden), World Bank, dan IMF.
Toronto Centre telah bekerja sama antara lain dengan lembaga pengawasan sektor keuangan Swedia, Singapura dan menangani beberapa proyek spesifik seperti South East Asian Central Bank Research and Training Center dan ASEAN Insurance Training and Research Institute.
Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/zlf)