Marah Besar Jokowi di Mata Dahlan Iskan

Marah Besar Jokowi di Mata Dahlan Iskan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 01 Jul 2020 08:46 WIB
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan tampak bersemangat ikut senam
Foto: Rois Jajeli
Jakarta -

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi pandangan atas marahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat laman pribadinya disway.id. Dahlan menilai, Jokowi marah menunjukkan jika kondisi sudah keterlaluan.

Seperti dikutip Selasa (30/6/2020), Dahlan mulanya bercerita mengenai adanya berita besar minggu ini yakni terkait kemarahan Jokowi. Menariknya, kata Dahlan, kemarahan Jokowi itu sebenarnya sudah terjadi beberapa hari sebelumnya namun baru diunggah pada hari Minggu.

"Gaya marahnya sangat Jawa. Marah di podium. Dalam bentuk ceramah. Atau arahan. Bukan marah di meja rapat. Mungkin karena beliau seorang presiden. Yang memerankan diri sebagai chairman. Bukan seorang CEO perusahaan," tulis Dahlan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dahlan berpandangan, mungkin presiden berharap menteri koordinator atau Menko yang menjadi CEO. Namun, Menko tak bisa jadi CEO karena sifatnya hanya koordinator bukan pengambil keputusan.

"Sepanjang keputusan masih tetap di tangan menteri, peranan menko sangat terbatas. Ia bisa memanggil para menteri. Memarahi mereka. Tapi marah saja tidak cukup. Yang ambil keputusan tetap menteri. Yang ambil langkah tetap jajaran di kementerian," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebab itu, ia menilai, efektifnya seorang Menko ialah tergantung pada wibawanya. Luhut Binsar Pandjaitan misalnya, bisa efektif bukan karena jabatan namun kepribadiannya. Apalagi, kata dia, Luhut seorang jenderal. Tapi, ada yang tak bisa dilakukan seorang Luhut yakni memecat menteri di bawahnya.

Dahlan pun kemudian menuturkan banyak orang halus bisa efektif. Ia juga menilai jika orang halus seperti Jokowi marah besar berarti kondisi sudah keterlaluan.

"Bahwa orang halus seperti Pak Jokowi marah besar berarti keadaan sudah keterlaluan. Misalnya soal anggaran kesehatan itu. Yang baru terpakai 1%," ujarnya.

Padahal, anggaran kesehatan mencapai Rp 75 triliun. Ia pun 'berdoa' jika data yang masuk ke Presiden itu salah. Kembali, jika data itu benar Dahlan menilai itu hal yang keterlaluan.

"Kalau angka 1% itu benar memang keterlaluan. Berarti program di situ tidak jalan sama sekali. Padahal ini sudah bulan Juli," ujarnya.

lanjut ke halaman berikutnya

Dalam tulisannya, Dahlan tak hanya menyinggung Luhut tapi juga eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Dahlan mengatakan efektif atau tidaknya seorang Menteri Koordinator (Menko) tergantung pada wibawanya. Menurutnya, Luhut bisa efektif bukan karena jabatan, tapi karena kepribadiannya.

"Mungkin Menko Luhut Panjaitan bisa efektif bukan karena jabatannya, tapi karena kepribadiannya. Ia pribadi yang mumpuni. Suaranya keras --karena ia orang Batak. Kalau ia membentak menakutkan --apalagi ia seorang jenderal," kata Dahlan.

Meski begitu, Dahlan Iskan mengatakan, yang tidak bisa dilakukan Luhut ialah mengganti menteri di bawahnya. Menurutnya, semarah apapun Luhut tetap saja kewenangannya terbatas.

"Menteri Kelautan waktu itu, Susi Pudjiastuti, tetap saja tenang. Pak Luhut hanya bisa sebatas marah. Apalagi suara Susi juga keras. Kalau membentak juga menakutkan," ujarnya.



Simak Video "Video: kala Jokowi Antar Cucu Liburan di Tengah Masa Penyembuhan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads