3 Fakta RI Kalah dari Vietnam Gaet Investor 'Pindahan' dari China

3 Fakta RI Kalah dari Vietnam Gaet Investor 'Pindahan' dari China

Dana Aditiasari - detikFinance
Sabtu, 04 Jul 2020 20:40 WIB
Siluet pegawai dan tamu di depan logo Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memaparkan faktor utama yang bikin Indonesia kalah dengan Vietnam dalam menampung pabrik relokasi dari luar negeri.

Berikut fakta-faktanya:

1. Harga Tanah RI Lebih Mahal

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, persoalan utamanya adalah persoalan harga tanah. Harga tanah di Indonesia dinilai kurang bersaing dengan yang ditawarkan di Vietnam.

"Salah satu yang membuat kita kalah sama Vietnam ini kan persoalan tanah, competitiveness kita itu tidak bersaing secara baik dengan Vietnam karena tanah," ujar Bahlil dalam rilis video BKPM, Rabu (1/6/2020).

ADVERTISEMENT

Bahlil sempat membandingkan harga tanah di Vietnam dengan Indonesia. Menurutnya di Vietnam harga tanah lebih murah, bahkan ada juga tanah ditawarkan gratis.

2. Strategi RI Lawan Vietnam

Bahlil mengatakan untuk bisa menyamai Vietnam, maka pemerintah melalui Kementerian BUMN menyerahkan lahannya untuk disewakan dengan jangka waktu yang panjang.

"Nah untuk bagaimana kita bisa menyamai Vietnam maka negara hadir lewat BUMN untuk tanahnya diserahkan dan kemudian itu kita melakukan kontrak jangka panjang," jelas Bahlil.

"Strategi marketing negara ke depan adalah bagaimana bisa kita menyampaikan kepada calon investor bahwa ke depan kawasan industri Batang adalah solusi terbaik dalam rangka mengurangi Capex mereka dalam konteks perolehan tanah untuk kawasan industri mereka," lanjutnya.

3. Libatkan BUMN Garap Kawasan Industri

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berpesan agar BUMN yang terlibat dalam investasi tersebut harus betul-betul serius menggarapnya. Sebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap besar dibukanya kawasan industri tersebut bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

"Kita harus pastikan proyek-proyek strategis, bukan proyek bisnis, tapi proyek-proyek strategis harus dijalankan seperti yang kemarin baru dicanangkan Bapak Presiden misalnya di Batang dan saya akan meminta para BUMN yang terlibat di Batang untuk serius karena ini bagian dari breakthrough kita supaya seperti arahan Presiden di mana pembukaan lapangan kerja harus terus terjadi dalam kondisi seperti ini dan kita punya kekuatan itu," kata Erick dikutip dari Youtube Kementerian BUMN, Rabu (1/7/2020).

"Masa kita kalah peringkatnya dari Thailand, India, Vietnam, bahkan terakhir Kamboja. Tidak bisa, kita ini bangsa besar," tambahnya.




(dna/fdl)

Hide Ads