Transportasi di Ibu Kota Baru Mau Sontek Kota Masdar di Arab

Transportasi di Ibu Kota Baru Mau Sontek Kota Masdar di Arab

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 08 Jul 2020 11:04 WIB
Juara 1 Desain Ibu Kota Baru
Desain ibu kota baru. Foto: Trio Hamdani
Jakarta -

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (BKS) melakukan pertemuan melalui courtesy call dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) Abdulla Salem Al Dhaheri. Dalam pertemuan itu mereka membahas kelanjutan kerja sama di sektor transportasi, terutama untuk di ibu kota baru Indonesia.

Salah satunya, terkait dengan rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, Budi Karya mengatakan pemerintah mengundang dan menyambut gagasan dan investasi dari UEA untuk mendukung upaya penting ini.

Budi Karya menjelaskan pemerintah mau melakukan kerja sama berupa transfer pengetahuan dan keahlian untuk mengembangkan ibu kota baru menjadi kota pintar. Kota Masdar di UEA akan dijadikan referensi, salah satunya untuk pengembangan transportasinya.

"Melalui kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) saya mengundang dan mendorong kerja sama untuk transfer pengetahuan dan keahlian dari Pemerintah UEA ke Kementerian Perhubungan dalam mengembangkan kota pintar yang ada di sana yaitu Masdar City," ungkap Budi Karya dalam keterangannya, Rabu (8/7/2020).

"Masdar City dapat menjadi referensi kami dalam pengembangan sistem transportasi yang sustainable, clean and smart mobility di Ibu Kota Negara Baru (IKN)," lanjutnya.

Dari catatan detikcom, kota Masdar merupakan salah satu proyek percontohan pengembangan energi terbarukan di UEA. Lokasinya di Abu Dhabi, dekat dengan bandara di negara tersebut. Kota pintar yang dikembangkan sejak 2008 ini mengandalkan energi listrik dari matahari dan angin.


Salah satu transportasi canggihnya adalah mobil canggih bertenaga listrik dan tanpa sopir. Mobil ini bernama PRT (Personal Rapid Transit). Mobil tersebut berkapasitas 4 orang dan akan mengantarkan pengunjung ke pintu masuk Masdar City.

Mobil canggih ini bisa berbelok mengikuti jalan dengan mulus, bahkan akan mengerem bila melihat ada mobil lain di depannya.


Kembali ke Budi Karya, Budi Karya juga mendorong sektor swasta di UEA untuk turut berpartisipasi dan berinvestasi dalam proyek pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership.

Sebagai contoh, Perusahaan Pelabuhan Dubai telah bertemu dengan Kemenhub pada Februari lalu dan menunjukkan minat mereka dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia.

"Kerja sama yang telah terjalin telah meningkatkan sektor pariwisata dan konektivitas masyarakat. Saya percaya bahwa ke depannya kita dapat mengintensifkan kerja sama kita tidak hanya terbatas pada sektor penerbangan dan kelautan," ujar Budi Karya.

Kemudian kerja sama bilateral di sektor transportasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab telah terjalin selama bertahun-tahun terutama di bidang penerbangan.


Indonesia dan Uni Emirat Arab telah mempertahankan kerja sama di bidang penerbangan sipil sejak penandatanganan Perjanjian Layanan Udara pada 8 Februari 1989. Sejak saat itu, maskapai penerbangan dari UEA telah menikmati konektivitas ke Jakarta dan Denpasar.

Kerja sama juga sudah terjalin di bidang maritim, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Indonesia dan Otoritas Transportasi Nasional UEA saat ini sedang membahas rancangan MoU tentang Pengakuan Saling Menguji Sertifikasi dan Pelatihan, Sertifikasi, dan Penjagaan Pelaut.



Simak Video "Video: Massa Demo Ojol di Patung Kuda Minta Bertemu Menhub"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads