PT KAI (Persero) membutuhkan dana talangan Rp 3,5 triliun. Anggaran dibutuhkan agar kas KAI menjadi positif.
"Rencana penggunaan dana Rp 3,5 triliun akan kami gunakan biaya operasional agar kas positif," kata Direktur Utama KAI DIdiek Hartantyo rapat dengan Komisi VI Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Didiek merinci, dana itu digunakan untuk perawatan sarana perkeretaapian Rp 680 miliar, perawatan prasarana termasuk bangunan Rp 740 miliar, biaya pegawai Rp 1,25 triliun, bahan bakar Rp 550 miliar, dan pendukung operasional lainnya Rp 280 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KAI beserta grup itu memiliki pegawai 46 ribu, induk 30 ribu, anak perusahaan ada 6 perusahaan 16 ribu," katanya.
"Ini lah kami tidak akan mengambil kebijakan PHK dan pemotongan gaji maka kami memerlukan likuiditas," tambahnya.
Didiek mengharapkan dana talangan sebesar Rp 3,5 triliun berbentuk pinjaman lunak (soft loan) dengan bunga sekitar 2-3%. Kemudian tenornya selama 7 tahun.
Dalam soft loan ini nantinya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjuk lembaga di bawahnya.
"Nilainya Rp 3,5 triliun jatuh temponya kami harapkan 7 tahun, isntrumennya soft loan kemudian interestnya 2-3%," ungkapnya.
(acd/ara)