Cegah Antrean di Stasiun KRL, Jam Kerja Karyawan Perlu Diatur Ulang

Cegah Antrean di Stasiun KRL, Jam Kerja Karyawan Perlu Diatur Ulang

Trio Hamdani - detikFinance
Senin, 06 Jul 2020 19:30 WIB
Sejumlah warga mengantre masuk ke dalam bus yang disediakan pemerintah untuk antisipasi membludaknya calon pemnumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline di Stasiun KA Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). Pembatasan penumpang di dalam KRL maupun di area peron menyebabkan antrean panjang penumpang di stasiun tersebut. Untuk mengurainya, pemerintah menyediakan bus gratis dan PT Kereta Commuter Indonesia mengujicobakan sistem informasi mengenai antrean melalui laman utama di aplikasi KRL Acccess dan media sosialnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Foto: Suasana KRL Cawang-Bogor (Herianto/detikcom)
Jakarta -

PT Kereta Api Indonesia (Persero) buka suara soal membludaknya antrean di stasiun KRL. Atas kejadian tersebut, KAI berharap ada relaksasi terkait batas kapasitas angkut KRL dari Kementerian Perhubungan di mana sesuai SE DJKA No 14 Tahun 2020, diusulkan agar kapasitas KRL dapat ditingkatkan dari 45% menjadi 60% pada tahap selanjutnya setelah evaluasi dari berbagai pihak.

"Sejak ditetapkan kapasitas angkut maksimal 45% atau 74 pelanggan per kereta pada 8 Juni, KAI melalui KCI telah dengan baik mengantisipasi kepadatan di stasiun dan kereta dengan berbagai pengaturan protokol kesehatan yang ketat," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dikutip dari keterangan tertulis, Senin (6/7/2020).

Apabila kapasitas ditingkatkan menjadi 60% atau sekitar 100 pelanggan per kereta, maka antrean di stasiun dapat dikurangi.

"Meski ada penambahan kapasitas angkut, protokol kesehatan tetap akan KAI jalankan dengan ketat dan tegas seperti yang sudah dilakukan sejak awal pandemi Covid-19 seperti disiplin memakai masker, baju lengan panjang, rutin cuci tangan, tidak memegang wajah, mata, dan mulut serta tidak berbincang-bincang selama di dalam kereta," lanjutnya.


Terlepas dari itu, pihaknya meminta maaf kepada pengguna layanan KRL. Di tengah masa PSBB transisi ini calon pengguna harus mengantre dengan tertib dan teratur sebelum masuk ke peron. Hal itu membuat kenyamanan pengguna KRL berkurang dan menambah waktu perjalanan untuk menuju tempat kerja.

"Antrean kami buat semata-mata untuk mematuhi kebijakan physical distancing baik di stasiun maupun di kereta dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19," ujarnya.

Dia menjelaskan jumlah pelanggan KRL terus meningkat setiap hari, sementara kapasitas KRL tetap dibatasi sehingga kepadatan pada jam sibuk tidak dapat dihindari. Seperti Senin pagi (6/7), jumlah pelanggan KRL yang dilayani hingga pukul 10.00 tercatat ada 166.044 orang atau naik 7% dibanding periode yang sama pada hari Senin pekan lalu sebanyak 155.555 orang.

PT KAI meminta jam kerja perkantoran diatur ulang. Klik halaman selanjutnya

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Masyarakat masih berbarengan ke stasiun untuk berangkat ke Jakarta karena jam kerjanya masih bersamaan. Kepadatan di stasiun terjadi pada jam sibuk yaitu pukul 06.00-08.00 pada pagi hari.

"KAI mengimbau agar masyarakat menghindari jam sibuk untuk berangkat ke DKI Jakarta menggunakan KRL. Pantau terus sosial media @commuterline dan aplikasi KRL Access untuk mengetahui kondisi antrean di sejumlah stasiun pemberangkatan," ujar Didiek.

Dia juga meminta agar seluruh instansi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan swasta mengatur jam kerja pegawainya agar kepadatan di KRL dapat dikurangi.

"KAI berharap seluruh pihak yang pegawainya berangkat kerja menggunakan KRL dapat mengatur kembali jam masuk kerja pegawainya sesuai SE Gugus Tugas Covid-19 No 8 tahun 2020 atau melakukan pengaturan jam kerja shift pagi dan siang," ujarnya.


Jika ada pengaturan jam kerja maka pelayanan kepada pengguna KRL di stasiun dan kereta bisa lebih maksimal. Pelanggan juga nantinya tidak akan berlama-lama antre di stasiun untuk masuk ke KRL karena kepadatan mulai terurai.

Lanjut dia, KAI sudah maksimal mengoperasikan KRL, di mana jumlah yang dioperasikan sudah sebanyak 947 perjalanan atau mencapai 95% dari 991 perjalanan yang reguler dijalankan pada masa normal sebelum pandemi.

"Misalnya di stasiun Bogor, headway antar kereta sudah 5 menit sekali. Namun hal tersebut tetap belum mampu mengurangi antrean karena kapasitas yang disediakan masih dibatasi dalam setiap perjalanan," tambahnya.



Simak Video "Video KCI: 5,3 Juta Orang Naik KRL di 5 Hari Awal Masa Mudik Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads