Ini 3 Fakta Ekonomi yang bikin Jokowi Ngeri

Ini 3 Fakta Ekonomi yang bikin Jokowi Ngeri

Tim detikcom - detikFinance
Jumat, 10 Jul 2020 10:20 WIB
Presiden Joko Widodo memberi sambutan di sidang Terbuka ITB, Jumat (3/7/2020).
Foto: BPMI
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir akan pertumbuhan ekonomi dunia, khususnya Indonesia, ke depan. Setidaknya ada beberapa fakta yang membuat orang nomor satu di Indonesia itu merasa ngeri.

1. Prediksi World Bank hingga IMF Ekonomi Bakal Minus

Risiko krisis ekonomi dunia karena pandemi wabah COVID-19 cukup membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir. Dia mengaku takut dengan banyaknya proyeksi dari lembaga internasional yang meramal ekonomi dunia tahun ini akan terkontraksi cukup dalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Dunia (World Bank/WB) memprediksi pertumbuhan ekonomi global -5,2% selama tahun 2020. Sementara Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memprediksi laju pertumbuhan ekonomi dunia akan terkontraksi atau minus 6-7,6% selama tahun 2020.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merilis proyeksi angka pertumbuhan ekonomi dunia minus 4,9% di sepanjang tahun 2020. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April yaitu minus 1,9%.

ADVERTISEMENT

2. Singgung Krisis Moneter 1998

Jokowi pun membandingkan krisis ekonomi yang terjadi di 1998 dengan krisis ekonomi saat ini. Saat 1998 tidak semua sektor terhantam, dan UMKM pun bisa menjadi penyelamat ekonomi RI. Sementara saat ini seluruh sektor terganggu, bahkan UMKM terdampak paling parah. Sebab aktivitas masyarakat terbatasi.

"Karena ekonomi sekarang ini yang rusak bukan hanya urusan sisi keuangan saja seperti 1998. (Sekarang) Demand-nya rusak terganggu, supply-nya rusak terganggu, produksinya juga rusak terganggu. Hati-hati ini harus semuanya mengerti dan paham mengenai ini," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, dia berharap pemerintah daerah juga waspada. Baik sisi kesehatan maupun ekonomi juga harus dipantau dan dikendalikan dengan baik supaya pertumbuhan ekonomi terjaga.

Lanjut ke halaman berikutnya

3. Jumlah Pasien Positif Corona Terus Bertambah

Data terakhir menunjukkan jumlah pasien positif Corona di Indonesia sudah mencapai 70.736 orang, bertambah 2.657 orang hanya dalam satu hari. Sementara yang sudah sembuh 32.651 orang, dan meninggal dunia 3.417 orang.

Jokowi menjabarkan mengenai bahayanya pandemi COVID-19 yang merembet ke ekonomi. Menurutnya perlu perlu langkah yang tepat untuk menjaga keduanya.

"Sisi kesehatan yang sangat penting, sisi ekonomi juga yang sangat penting. Dua-duanya tidak bisa dilepas satu dengan yang lain. Prioritas kesehatan tapi ekonomi juga harus jalan," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa hanya fokus pada bidang kesehatan dan melupakan sisi pertumbuhan ekonomi. Sebab jika perekonomian masyarakat menurut, imunitas masyarakat juga bisa terganggu lantaran tak bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

"Karena kalau ekonomi tidak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas juga akan ikut turun, penyakit gampang masuk. Oleh sebab itu betul-betul gas dan remnya ini betul-betul dikendalikan bener. Jangan sampai yang digas ekonomi saja tapi COVID-nya meningkat. Hati-hati, dua-duanya harus dikendalikan dengan baik," terangnya.



Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads