Pemerintah berencana membuka travel bubble alias akses masuk untuk turis dari beberapa negara terbatas yang sudah menjalin kesepakatan. Rencana ini dilakukan untuk memudahkan perjalanan para wisatawan untuk keluar masuk Indonesia.
Namun, hingga kini wacana travel bubble masih belum menemukan kesepakatan. Pemerintah mengatakan masih melakukan negosiasi dengan beberapa negara yang ditawarkan travel bubble.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M.Manuhutu mengatakan targetnya bulan ini sudah ada kesepakatan soal travel bubble.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Travel bubble memang masih negosiasi, yang mana ketika wisatawan dari titik ke titik bisa dijamin keamanan keselamatannya. Rencana sih harusnya Juli ini disepakati," kata Odo dalam teleconference bersama wartawan, Jumat (10/7/2020).
Travel bubble sendiri baru bisa dilakukan apabila tingkat infeksi Corona di Indonesia telah berkurang. Odo menyebut pihaknya juga akan meminta saran kepada Gugus Tugas COVID-19 soal pembukaan akses ini.
"Travel buble ini yang jelas bisa dilakukan kalau tingkat infeksi COVID-19 turun. Kedua kita akan ikuti arahan dan masukan dari Gugus Tugas," jelas Odo.
Sebelumnya, Odo mengatakan pemerintah akan membuka akses masuk untuk wisatawan asing asal empat negara, yaitu China, Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Australia.
"Saat ini di kita sedang merancang travel bubble untuk 4 negara, RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China), Korsel, Jepang dan Australia. Ini dibahas di ratas kita buka keempat negara kemudian negara lain, tentunya dengan perhatian protokol kesehatan," jelas Odo dalam video conference, Jumat (12/6/2020).
Belakangan, bukan cuma 4 negara ini saja yang akan menerapkan travel bubble. Malaysia disebut juga ikut berminat menerapkan travel bubble dengan Indonesia.
Malaysia merupakan salah satu negara penyumbang wisatawan terbesar bagi Indonesia. Sebagai negara tetangga terdekat, sebanyak 2,09 juta wisatawan Malaysia melancong ke Indonesia
(dna/dna)