G20 Didesak Perluas Utang ke Negara Berkembang

G20 Didesak Perluas Utang ke Negara Berkembang

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 13 Jul 2020 08:58 WIB
Bank Dunia berkomitmen mengucurkan paket bantuan sebesar US$ 12 miliar atau Rp 169,6 triliun untuk negara-negara berkembang demi halau corona.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce/ICC), International Trade Union Confederation (ITUC) dan Global Citizen mendesak G20, kelompok negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, untuk memperpanjang dan memperluas layanan pemberian utang mereka demi membantu tidak hanya ke negara-negara termiskin tetapi juga ke negara-negara berpenghasilan menengah. Alasannya ialah untuk membantu mereka segera pulih dari kejatuhan ekonomi akibat pandemi virus Corona (COVID-19).

Ketiga serikat buruh tersebut memang memiliki visi misi ingin menghapus kemiskinan pada 2030 mendatang. Memantapkan visi misi tersebut, pada pertemuan mereka dengan para Menteri Keuangan G20 pada 18 Juli nanti secara virtual, mereka akan menyampaikan desakan tersebut dan meminta G20 mengambil langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan pastisipasi kreditor swasta yang dinilai lambat terlibat. Demikian dikutip dari Reuters, Senin (13/7/2020).

Sebelumnya pada April 2020, para kreditor G20 dan Paris Club mengumumkan pembekuan layanan utang mereka kepada 73 negara-negara termiskin sampai akhir tahun mendatang. Sejauh ini, 41 negara telah meminta keringanan dari pembayaran utang di bawah G20 Debt Service Suspension Initiative (DSSI) dan Paris Club.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, hanya 20 negara yang diterima permintaan keringanan pembayaran utangnya di antaranya Pantai Gading hingga Ethiopia dan Pakistan. Alasannya, karena banyak negara yang tidak memenuhi syarat moratorium juga berisiko tertekan utang mengingat besarnya dampak dari wabah COVID-19 ini.

Untuk itu, para serikat buruh tadi mendesak negara-negara besar untuk meningkatkan kontribusinya agar memungkinkan Dana Moneter Internasional untuk terus memberikan bantuan utang kepada anggota termiskinnya melalui April 2022 dan untuk menciptakan instrumen serupa di bank pembangunan multilateral regional.

ADVERTISEMENT




(fdl/fdl)

Hide Ads