Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan arahan kepada jajarannya agar memiliki satu visi yang sama yakni menyediakan makanan untuk rakyat. Jika itu tidak bisa, maka dia menganggap orang itu tidak cocok sebagai anak buahnya.
"Yang tidak pernah berhenti adalah orang butuh makanan. Kebutuhan rumah tangga harus bisa kita persiapkan. Oleh karena itu visi dari semua pejabat pertanian adalah percaya diri bahwa kalian ada di tempat ini untuk mempersiapkan makanan rakyat. Harus percaya diri, kalau ada yang tidak percaya saya minta maaf saya kira tidak tepat pada posisi ini," kata Syahrul saat membuka Musrenbangtan 2020 yang disiarkan melalui YouTube Kementan, Senin (13/7/2020).
Dia mau anak buahnya punya visi yang sama untuk menjalankan tugas mencukupi kebutuhan isi perut masyarakat. Hanya itu, bukan anak buah yang suka cari muka di depannya tetapi tidak banyak bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mau jajaran saya kau yang rencanakan, kau yang tanggung jawab, kau yang mengambil ini. Nggak usah cari muka di depan saya, nggak perlu. Oleh karena itu ketersediaan pangan menjadi satu hal yang sama. Kita punya feel yang sama, kita punya cita-cita yang sama ini harus tercapai," tegasnya.
Dia meminta agar anak buah yang tidak percaya menjalankan visi kementerian harus dievaluasi secepatnya. Sebab dibutuhkan pejabat yang bisa menjalankan tugas dengan kondisi apapun.
"Kalau ada orang yang ragu maka dia sebenarnya mundur sebelum bertanding. Orang-orang ini tidak tepat dipakai dalam suasana seperti ini Pak Sekjen, apalagi berolok-olok dengan jabatan yang dia miliki, berolok-olok pada dirinya sendiri, saya nggak suka yang seperti itu. Kalau ada pejabat yang tidak menjadi harapan, evaluasi Pak Sekjen segera, tidak ada alasan. You become what you think. Kalau nggak bisa pasti nggak bisa lah," imbuhnya.
Untuk menjamin ketersediaan pangan rakyat dibutuhkan kerja keras. Untuk itu, dia minta kepada seluruh jajarannya agar berkonsentrasi menjalankan setiap tugasnya itu.
"Tentu kalau mau mencapai sesuatu tidak mungkin seperti membalik tangan, harus ada tantangan, harus berkeringat, harus dijalani. Nggak mungkin lah hanya baik-baik saja apalagi dengan tantangan seperti ini, kita baik saja belum tentu baik," ucapnya.
(ara/ara)