Belakangan penjual layangan lagi ketiban durian runtuh. Lantaran, main layangan kini jadi tren lagi di masyarakat. Salah satunya sepertinya yang dialami pemilik Toko Agen Layangan dan Benang TW, Wisnu Hadi yang omzetnya melonjak hingga 100% sejak work from home diterapkan.
Omzet Wisnu naik dari rata-rata Rp 70-100 juta setahun, kali ini bisa mencapai Rp 150-200 juta setahun. Lonjakan setinggi itu, baru pertama kali dirasakannya sejak tokonya berdiri per 1993 lalu.
"Sampai 100% ya, ini baru pertama kali seperti ini," ujar Wisnu kepada detikcom, Senin (13/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan omzet tentu sejalan dengan peningkatan pesanan yang diterima penjual layangan. Menurut Wisnu, pesanan layangan paling banyak masih berasal dari Jabodetabek, karena hanya daerah ini saja resellernya berasal. Sedangkan Wisnu tidak membuka pesanan secara online, lantaran merasa tidak sempat mengurus pesanan online.
"Paling banyak masih dari Jabodetabek karena saya tidak buka pesanan online, tidak keurus, waktu itu sempat punya tapi karena jarang aktif jadi akunnya di hapus sama e-commerce tempat saya buka akun toko waktu itu," ungkapnya.
Toko penjual layangan lainnya juga merasakan lonjakan pesanan serupa. Meski tak setinggi Wisnu, Toko Layangan Jangkrik mencatatkan kenaikan omzet antara 80-90% dibanding rata-rata omzet tahunan biasanya.
"Meningkat terus ya dari Maret kemarin, biasanya musiman pas menjelang Agustusan atau Hari Raya gitu. Kalau sekarang, Alhamdulillah naik terus ya antara 80-90%," kata Lina, asisten Toko Layangan Jangkrik.
Simak Video "Video: Festival Layang-Layang Hiasi langit Gresik"
[Gambas:Video 20detik]