Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengatakan dana talangan saja tak cukup untuk memperbaiki kinerja PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Menurutnya, perlu langkah lain untuk memperbaiki kinerja maskapai pelat merah.
Rieke pun menyinggung mahalnya tiket Garuda. Apalagi sebelumnya ia mendapat informasi jika mahalnya tiket karena sewa terminal.
"Tentu saja sekali lagi tidak cukup dengan memberikan dana talangan dan sebagainya. Di periode yang lalu ada persoalan dan mudah-mudahan bisa diberikan jawaban secara tertulis," katanya di Komisi VI Jakarta, Selasa (14/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama kenapa waktu itu dipertanyakan kok tiket Garuda lebih mahal, periode lalu kita ada informasi bahwa ini juga terkait mahalnya sewa di Terminal 3 masuk cost structure tiket begitu, koreksi jika saya salah," sambungnya.
Menurutnya, Komisi VI DPR RI perlu mengundang PT Angkasa Pura II (Persero) untuk melakukan pembahasan sehingga ada keringanan untuk Garuda.
"Saya kira dalam kondisi force majeure seperti ini dan kebetulan Angkasa Pura II yang membawahi Terminal 3 itu juga mitra Komisi VI baik kiranya kita undang begitu sehingga kemudian ada sewa yang diringankan bagi Garuda," ujarnya.
Sementara Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra Andre Rosiade meminta agar Garuda segera melakukan negosiasi dengan lessor terkait sewa pesawat, sehingga beban Garuda tidak berat.
"Garuda ini korban pemerasan, korban pencurian yang dilakukan oleh waktu-waktu dahulu bahkan Pak Dirut juga saya minta betul-betul segera bernegosiasi dengan lessor sehingga bapak setiap bulan harus membayar Rp 1 triliun, US$ 75 juta untuk membayar lessor," ujarnya.
(acd/ara)