Indonesia sedang mengembangkan vaksin Corona (COVID-19). Sudah sampai mana progresnya?
Komisi IX DPR RI sore ini menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Kesehatan, Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN) dan Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Direktur Utama PT Biofarma. Rapat kali ini membahas percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan, terobosan dalam mendukung upaya kemandirian obat dan vaksin COVID-19 hingga sumber penganggarannya.
Dalam rapat tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memaparkan progres dan rencana pengembangan vaksin Corona di Indonesia. Untuk mengembangkan vaksin COVID-19 di Indonesia, pemerintah melakukan dua bentuk kolaborasi yaitu kolaborasi dalam negeri dan kolaborasi internasional. Untuk kolaborasi dalam negeri, pemerintah fokus memproduksi seed atau bibit vaksin menggunakan isolat virus Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk platform pengembangan bibit vaksin yang dikembangkan pemerintah itu menggunakan protein rekombinan sub-unit virus SARS-cov-2. Rencananya, pengembangan bibit vaksin ini dimulai pada awal 2021 mendatang, uji preklinis pada semester I-2020 dan terakhir uji klinis pada semester II-2020.
"Untuk kolaborasi dalam negeri telah dibentuk konsorsium vaksin COVID-19 atas inisiatif dari Kemenristek BRIN dengan lead konsorsium adalah lembaga Eijkman dan melibatkan institusi lain yaitu Balitbangkes, Biofarma, Perguruan Tinggi seperti UNAIR dengan target pelaksanaan uji klinis pada semester II-2021," papar Terawan, Selasa (14/7/2020).
Di samping itu, untuk kolaborasi internasional sendiri, progres pengembangan vaksinnya sebagian sudah mulai berjalan. Kolaborasi ini dilakukan oleh 4 badan di antaranya PT Biofarma dengan Sinovac, PT BCHT dengan China National Biotech Group Company Limited, PT Kalbe Farma dengan Genexine, dan PT Biofarma dengan CEPI.
"Pertama, Biofarma dan Sinovac estimasi persetujuan izin edar pada awal tahun 2021. Kedua, PT BCHT dengan China National Biotech pengajuan persetujuan izin edar pada awal Mei 2021. Lalu ketiga PT Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan ditargetkan persetujuan izin edar pada Agustus 2021 dan keempat PT Biofarma dengan CEPI. Khusus Biofarma telah masuk dalam daftar manufaktur atau soft list yang berpotensi untuk memproduksi vaksin Corona," paparnya.
(ang/ang)