Boeing melaporkan ada 60 pembatalan pesanan pesawat pada Juni lalu. Pembatalan ini datang dari sejumlah perusahaan penyewa pesawat. Namun, pembatalan ini tidak separah pada bulan Maret dengan pembatalan 150 pesanan dan April 108 pesanan.
Dikutip dari CNN, Rabu (15/7/2020) berdasarkan buku besar catatan Boeing, selama Juni lalu Boeing hanya memiliki satu pesanan pesawat barang 767 yang ditujukan untuk FedEx dan mengirimkan 10 jet kargo 737 yang sebelumnya untuk keperluan militer, sejak dimulainya produksi 737 max Mei lalu.
Kini total pembatalan pesanan yang dialami Boeing hingga Juni lalu mencapai 843 pesanan dan hanya menambah 59 pesanan baru selama 2020. Ketidakpastian pesanan dari konsumen itu disebabkan oleh menurunnya kondisi keuangan maskapai penerbangan global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar pesawat yang dibatalkan yakni pesawat 737 Max yang telah diberhentikan operasinya sejak Maret 2019 akibat dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 orang. Selain itu, ada juga 787 jet Dreamliner yang masuk pembatalan pesanan.
Pengiriman pesawat komersial Boeing dari kuartal ke kuartal terus menurun. Hal ini mencerminkan dampak signifikan pandemi virus Corona pada maskapai penerbangan dan mempengaruhi produksi di pabrik Boeing yang sempat berhenti produksi selama beberapa minggu.
"Kami terus memantau secara ketat pasar komersial yang melibatkan pelanggan kami di seluruh dunia. Dimaksud untuk memahami sepenuhnya langkah yang akan dilakukan untuk jangka pendek dan jangka panjang dalam menemukan penyesuaian pengiriman pesawat," kata CFO Boeing Greg Smith.
Hingga saat ini Boeing masih memiliki simpanan lebih dari 4.500 jet yang dianggap cukup untuk menjaga produksi pabrik hingga tahun-tahun yang akan datang.
Mengingat rendahnya permintaan perjalanan selama pandemi, maskapai penerbangan penumpang tidak begitu membutuhkan pesawat baru. Hingga kini, hanya sekitar 60% dari sekitar 20.600 jet dalam armada global yang sekarang beroperasi, menurut pakar perjalanan dan analisis Cirium.
(eds/eds)