Seputar Singapura Resesi: Ancaman, Penyebab, dan Apa Artinya?

Seputar Singapura Resesi: Ancaman, Penyebab, dan Apa Artinya?

Rosmha Widiyani - detikFinance
Rabu, 15 Jul 2020 16:45 WIB
Negara China, Singapura, dan Jepang adalah negara yang berhasil menghadapi wabah COVID-19 dengan baik. Namun mereka harus mengantisipasi adanya gelombang kedua.
Foto: Getty Images/Seputar Singapura Resesi: Ancaman, Penyebab, dan Apa Artinya?
Jakarta -

Singapura resesi dan ancaman serupa terhadap Indonesia menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan. Kondisi ekonomi negara tersebut mengalami penurunan akibat terpukulnya bisnis dan belanja ritel setelah perpanjangan lockdown.

Dikutip dari Forbes, resesi adalah penurunan nyata aktivitas ekonomi yang terjadi selama beberapa bulan atau tahun. Para ahli mendeklarasikan resesi ekonomi ketika terjadi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, peningkatan angka pengangguran, jatuhnya usaha ritel dan kontraksi pendapatan dan manufakturing selama periode tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lebih lanjut soal ancaman, penyebab, dan apa arti resesi ekonomi.

1. Apa arti resesi ekonomi?

ADVERTISEMENT

Menurut National Bureau of Economic Research (NBER), sebuah lembaga penelitian yang dikutip Forbes, resesi adalah penurunan secara signifikan aktivitas ekonomi yang terjadi dalam berbagai sektor perekonomian selama beberapa bulan. Biasanya terlihat pada Produk Domestik Bruto (PDB) riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.

Pergerakan ekonomi negara, yang mengalami ekspansi dan kontraksi, suatu saat bisa mengalami resesi. Pandemi COVID-19 yang terjadi dalam waktu sangat cepat memang berdampak besar pada segala aspek kehidupan manusia dan negara. Dikutip dari The World Bank, virus corona bisa mengakibatkan dunia mengalami resesi ekonomi terbesar setelah Perang Dunia Kedua.

2. Penyebab resesi ekonomi

Dalam situsnya World Bank menjelaskan, resesi adalah dampak serangan virus corona yang menyebabkan ekonomi dunia mengalami kontraksi besar. Bank Dunia memperkirakan, serangan pandemi COVID-19 yang masif dan mengagetkan telah mengakibatkan penyusutan ekonomi global.

Forbes menerangkan, ada 6 kondisi yang dianggap sebagai penyebab resesi ekonomi negara atau bisnis. Penyebab resesi adalah kekagetan ekonomi atau sudden economic shock, banyak utang, asset bubbles, terlalu banyak inflasi atau deflasi, dan perubahan teknologi.

Pandemi COVID-19 yang telah menurunkan kegiatan usaha dan mematikan ekonomi dunia adalah contoh sudden economic shock yang paling baru. Sebelumnya, keputusan OPEC pada 1970-an untuk menghentikan suplai minyak ke Amerika tanpa peringatan telah mengakibatkan resesi dan kekurangan bahan bakar.

3. Ancaman resesi ekonomi

Dengan resesi Singapura, apakah kondisi ekonomi Indonesia dalam ancaman yang sama?

Dalam wawancara dengan detik.com, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengatakan Indonesia kemungkinan besar masuk dalam jurang resesi. Ancaman ekonomi bisa terjadi dengan pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut negatif.

"Krisis itu kan kalau satu tahun negatif, krisis ini lebih parah. Apalagi sekarang juga belum bisa diprediksi situasi pandeminya dan sampai kapan titik puncak turun," kata Tauhid.

Indonesia juga pernah mengalami resesi yang akhirnya menjadi krisis yaitu pada periode 1997-1998. Ancaman resesi bisa membaik bila dunia sudah menemukan vaksin dan roda perekonomian kembali berputar.




(row/pal)

Hide Ads