Ekspor Indonesia ke Swiss tercatat mengalami lonjakan tajam dalam periode Januari-Mei 2020 sebesar 284% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Duta Besar RI Bern, Muliaman Hadad menyebutkan dari data Swiss Federal Customs Administration menunjukan peningkatan terbesar barang masuk dari Indonesia terjadi pada April 670% dan Mei 404%.
Dia mengatakan kopi dan minyak atsiri adalah produk Indonesia yang mengalami kenaikan. Selain itu pada Maret 2020 juga terjadi kenaikan untuk produk tekstil rajutan, kopi, suku cadang mesin, mebel dan kimia organik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian logam mulia juga mengalami tren peningkatan. Muliaman menjelaskan kenaikan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia adalah buah dari berbagai upaya kerja sama promosi ekonomi Indonesia yang dilakukan secara intensif di Swiss.
"Kopi dan minyak atsiri adalah produk unggulan Indonesia dalam ekspor ke Swiss selain emas," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Rabu (15/7/2020).
Dia mengungkapkan nilai ekspor Indonesia ke Swiss periode Januari-Mei ini tercatat US$ 1 miliar lebih tinggi dibandingkan periode 2019.
Kemudian impor Indonesia dari Swiss juga tercatat mengalami peningkatan. Menurut data Swiss Federal Customs Administration menyebut nilai impor dari Swiss tercatat US$ 308 juta dengan peningkatan 74%.
Kenaikan impor ini untuk produk farmasi untuk mengatasi penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kemudian mesin turbin, suku cadang dan perlengkapan elektronik serta kimia organik juga mencatat peningkatan. Karena itu dalam lima bulan pertama RI mencatatkan surplus US$ 721 juta dari Swiss.
Menurut dia ini adalah pertanda baik karena pandemi tak menghalangi peningkatan ekspor Indonesia ke Swiss. Dia menyebut masih banyak peluang untuk ekspor komoditas dari RI ke Swiss. Muliaman mengatakan, Swiss adalah negara berorientasi ekspor, karena itu perdagangan luar negeri menjadi bagian penting untuk pemulihan ekonomi Swiss akibat dampak pandemi COVID-19.
"Ini kesempatan kita untuk memanfaatkan peluang rantai pasok dari sumber lain yang mungkin terganggu akibat pandemi," jelasnya.
(kil/dna)