Pengusaha Katering Teriak Bisnisnya Mandek Dihantam Corona

Pengusaha Katering Teriak Bisnisnya Mandek Dihantam Corona

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 17 Jul 2020 11:00 WIB
Katering
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Jakarta -

Pengusaha katering mengaku bahwa hingga kini bisnisnya masih mandek. Padahal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sudah dilakukan, tapi belum bisa mendongkrak bisnis katering.

Dewan Penasihat Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) Diana Dewi mengatakan belum ada kenaikan omzet selama masa new normal. Selama pandemi virus Corona omzet pengusaha anjlok hingga 40%

"Sekarang bisnis katering belum ada kenaikan, kondisi sekarang cenderung sama. Penurunan masih sama, kurang lebih 40%, peningkatan belum ada," kata Diana kepada detikcom, Jumat (17/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa dibilang, bisnis katering sampai saat ini masih stuck ya," tegasnya.

Dia mengaku saat ini masih kesulitan dapat pesanan seperti acara pernikahan. Sementara itu bila ada juga jumlahnya dibatasi sehingga pesanan katering berkurang.

ADVERTISEMENT

Permintaan katering dari perkantoran juga menyusut. Pasalnya, saat ini jumlah karyawan yang beraktivitas di kantor pun masih dibatasi.

"Acara seremonial juga kan masih dibatasi nih, cenderung orang juga mikir-mikir bikin acara. Makanya, penurunan masih ada. Kegiatan apapun bolehnya cuma 50%, kayak karyawan kantor cuma boleh 50% kan jumlah ordernya jadi berkurang," ungkap Diana.

Lebih sulitnya lagi, kini banyak permintaan katering berbentuk prasmanan diubah jadi nasi kotak. Menurutnya, apabila katering menggunakan nasi kotak pihaknya harus menambah modal untuk membeli tempatnya.

Sementara itu pemesan tidak ingin harganya ditambah. Daripada tidak ada pesanan, pihaknya terpaksa menerima pesanan nasi kotak meski keuntungannya lebih kecil.

"Kemudian, banyak pabrik yang minta pelayanannya pakai kotak, jadi makanannya semua dikemas. Ini sangat mempengaruhi jumlah marginnya katering karena kan kotaknya harus beli. Udah gitu pabriknya nggak mau naikkan harga, kita mau nggak mau terima daripada nggak ada pesanan," kata Diana.




(ara/ara)

Hide Ads