Nama Haji Doni sebagai penjual hewan kurban barangkali bukanlah nama yang asing. Haji Doni terkenal karena strategi promosinya yang menggunakan sales promotion girl (SPG) hingga menjual sapi yang harganya ratusan juta.
Bukan hanya itu, Haji Doni terkenal karena melabeli tempat jualannya sebagai 'mal' hewan kurban.
Meski terkenal, Haji Doni seperti pengusaha lainnya, di mana tahun ini menjadi tahun yang tidak mengenakan bagi dirinya. Virus Corona atau COVID-19 berdampak pada bisnisnya sehingga ia harus mengurangi stok dagangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Stok juga penjualan (turun), otomatis ya, karena pembeli turun stok juga kita turun," katanya kepada detikcom di tempat usahanya, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/7/2020).
Penurunan pasokannya tak main-main. Dia mengaku sampai 80%.
"Hampir 80% kurangnya, daya beli yang sekarang ini hanya 20%, yang bisa riil kenyataannya mungkin dari 1.000 ekor sapi yang dulu bisa terjual sekarang hanya 200 ekor sapi," terangnya.
Ia menjelaskan, turunnya pasokan karena menimbang daya beli masyarakat. Dia bilang, COVID-19 telah membuat masyarakat kehilangan pendapatan bahkan sampai pekerjannya. Allhasil, kata dia, masyarakat yang biasanya berkurban menjadi tak berkurban pada tahun ini.
"Ya sangat besar (pengurangan stok) dengan keadaan seperti ini, itu pasti berkurang, daya beli berkurang dengan keadaan ekonomi yang seperti ini di mana orang banyak PHK, banyak kerja kurang, yang seharusnya dulu berkurban sekarang ini tidak, otomatis secara sistematis pasar berkurang," jelasnya.
"Mungkin dulu mereka punya uang bisa patungan untuk membeli sapi atau kambing sekarang berkurang. Secara sistematis karena daya beli berkurang pasokan berkurang," sambungnya.
Haji Doni sendiri mengaku tak menerapkan strategi khusus menghadapi kondisi ini. Ia mengatakan, hanya mengandalkan konsumen hewan kurban yang telah menjadi langganannya.
"Kita tidak ada strategi khusus, memang sudah ada, ini sudah 38 tahun marketnya sudah terbentuk demikian," tutupnya.
(acd/dna)